benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Berdasarkan hasil evaluasi Sinergi dan Kolaborasi untuk Akselerasi Layanan Dasar (SKALA) di Kalimantan Utara (Kaltara), capaian program tersebut baru menyentuh 47 persen dari 55 output pada periode Oktober 2023 hingga April 2024.
Hal ini diungkapkan Kepala Bappeda Litbang Kaltara, Bertius dalam kegiatan Lokakarya Capaian dan Implementasi Program SKALA, yang dilaksanakan di Hotel Luminor, pada 30 hingga 31 Mei 2024.
“Masih ada 9 indikator atau 16 persen yang saat ini masih berproses, mudah-mudahan sampai dengan akhir Juni dapat mencapai target,” ungkapnya, Jumat (31/5/2024)
Sedangkan untuk indikator yang belum berproses atau diluncurkan, tersisa sekitar 20 indikator atau sekira 36 persen.
Bertius menyebut, 20 indikator yang belum berproses itu karena faktor keterlambatan memulai program SKALA.
“Kita terlambat memulai untuk program SKALA, yang seharusnya sudah dimulai sejak bulan Juli 2023, namun kita baru bisa launcing pada Oktober akhir, sehingga efektifnya pasti antara bulan November atau Desember,” ucapnya.
Adapun 3 fokus utama dalam pemantapan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) meliputi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), Peningkatan Produktivitas di berbagai sektor ekonomi serta pengembangan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) Unggulan dalam mendukung perkembangan industri hijau.
“Perlu kami tekankan bahwa keberadaan program SKALA ini adalah untuk mendukung segala aktivitas Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara. Harus sejalan dengan output yang mereka ingin capai,” terangnya.
SKALA merupakan program kerjasama atau kemitraan antara Indonesia – Australia, yang telah berjalan kurang lebih selam 8 tahun lalu dengan alokasi anggaran sebesar AUD 160 Juta atau sekitar Rp 1,5 triliun.
Fungsi utamannya sebagai mitra dalam bidang keuangan atau administrasi untuk program-program kerja Pemprov Kaltara yang sesuai dengan output yang telah ditetapkan oleh SKALA dalam setiap tema. (adv)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Yogi Wibawa
