benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mengupayakan adanya prioritas untuk barang-barang Sembako yang masuk Ke Kaltara kepada pihak-pihak pengelola pelabuhan barang.
Selain dapat menjadi salah satu solusi dari terpenuhinya kebutuhan Sembako, hal itu juga dianggap dapat mengatasai masalah inflasi di Kaltara.
Menurut Kepala Disperindagkop Provinsi Kaltara, Hasriani salah satu persoalan inflasi yang sering terjadi di Kaltara yaitu terjadinya keterlambatan barang masuk akibat jarak tempuh pengiriman barang dan antrean di pelabuhan.
“Hal itu di luar dari keterlangkaan barang Sembako. Jika memang barangnya yang langka, maka hal itu beda hal lagi,” kata Hasriani, Kamis (23/5/2024).
Ia menerangkan hal yang biasanya terjadi adalah kapal-kapal penyuplai barang masuk ke Kaltara sering mengeluhkan antrean bongkar muat barang di Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan.
Hal itu sering terjadi jika bongkar muat barang terlalu banyak dan tidak bisa mengcover semua barang yang ada di kapal-kapal barang.
“Bahkan dari penyuplainya sendiri terkadang mereka sudah di Tarakan tapi karena kelamaan mengantre mereka putar haluan ke pelabuban Berau, sehingga naik lagi harga ongkos angkut dan harga barangnya,” jelasnya.
“Karena jika kita mengandalkan satu pelabuhan saja, maka hal itu juga tidak bisa. Apalagi alat bongkar muat yang tersedia di Pelabuhan Tengkayu I juga hanya satu alat,” terangnya.
Adanya wacana pelabuhan bongkar muat barang sangat didukung oleh Hasriani, karena dapat mengatasi persoalan bongkar muat Sembako.
Meski demikan, ia sendiri juga mengupayakan adanya MoU dari pihak Pelindo, KSOP atau otoritas pelabuhan lainnya untuk dapat memprioritaskan bongkar muat barang Sembako.
“Bahkan dari dinas pertanian juga mengeluhkan hal yang sama, apalagi saat momen-momen tertentu. Di mana daging dan Sembako menjadi langkah karena belum dibongkar di pelabuhan dan hal ini juga menjadi keluhan dari pedagang dan peternak,” pungkasnya. (adv)
Reporter: Osarade
Editor: Yogi Wibawa