benuanta.co.id, TARAKAN – Museum Flora dan Fauna Roemah Boendar Kota Tarakan kini mangkrak tak terawat. Hal ini terjadi lantaran adanya pergeseran fungsi dari bangunan peninggalan kolonial Belanda itu dengan zaman yang terjadi saat ini.
Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga serta Pariwisata Kota Tarakan, Abdul Salam mengungkapkan Rumah Boendar tersebut kini juga tak dibuka lagi untuk umum. Meski sebelumnya tempat itu sempat dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup untuk museum flora dan fauna.
“Mungkin karena waktu itu dievaluasi jadi sempat ada peralihan pengelolaan, dari DLH ke Dinas Pendidikan. Kemudian ada problem lagi seperti bentuk pengelolaan maka dialihkan ke Dinas Pariwisata,” ungkapnya.
Ditutupnya akses masuk ke Rumah Boendar itu juga lantaran pengelolaan pada sisi kebudayaan yang dinilai tak sejalan dengan misi museum sebelumnya. Penonaktifan museum tersebut sudah dilakukan sejak 2020 lalu.
“Pastinya 2020 itu sudah tidak dibuka untuk umum sebagai museum. Tapi kalau kunjungan ya kita buka saja, tapi tidak lagi dalam hal museum flora fauna,” lanjutnya.
Adapun beberapa koleksi flora dan fauna di Rumah Boendar itu juga sudah tidak ada. Berbeda dengan sebelumnya yang terdapat koleksi kayu dan beberapa fauna tertentu yang diawetkan. Terlebih saat ini juga sudah terdapat museum yang berada di Kampung Empat dengan konsep beragam.
“Museum baru itu juga sudah diluaskan temanya. Jadi bukan lagi sebatas tema sejarah perang, perminyakan tetapi juga menyajikan informasi lain seperti budaya di Tarakan,” imbuh Abdul Salam.
Disebutkannya, sudah terdapat beberapa wacana terkait nasib Rumah Boendar itu ke depan seperti merombak menjadi guest house untuk mengakomodir wisatawan yang ingin mencoba suasana bangunan jaman dulu. Selain itu, juga terdapat permohonan sewa Rumah Boendar tersebut, salah satunya akan digunakan untuk cafe.
“Rencananya untuk guest house, tapi saat ini ada yang berminat untuk difungsikan sebagai cafe. Ya saat ini masih berproses, nanti bagian aset yang akan melakukan penilaian baru kami menyampaikan ke penyewa,” tuturnya.
Kondisi saat membuat pihaknya membuka seluas-luasnya bagi masyarakat yang hendak mengelola aset Pemkot tersebut. Pihaknya enggan menutup akses bagi masyarakat dalam mengelola aset Pemkot untuk bebas berkreasi.
“Tapi harus sesuai kaidah, dengan catatan tidak akan menjadi ancaman jika dialihkan fungsinya,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa