Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Kaltara, Catat Tanggalnya

benuanta.co.id, TARAKAN – Fenomena hari tanpa bayangan akan terjadi di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara). Fenomena hari tanpa bayangan atau yang dikenal dengan sebagai Kulminasi terjadi ketika posisi matahari tepat di atas khatulistiwa, sehingga bayangan benda-benda di permukaan bumi tampak menghilang.

Forecaster BMKG Tarakan, Elok Suci Wulandari menguraikan, fenomena ini akan terjadi secara berurutan di wilayah Kaltara, dimulai dari Tanjung Selor pada 27 Maret 2024 mendatang sekira pukul 12.15 WITA, Tarakan pada 28 Maret 2024 sekira pukul 12.14 WITA, Malinau pada 29 Maret 2024 pukul 12.18 WITA, Nunukan 31 Maret 2024 pukul 12.13 WITA.

Baca Juga :  Dengarkan Aspirasi Nelayan, KNTI Apresiasi Respons Cepat Gubernur Zainal

“Di wilayah lainnya sudah ada yang terjadi, kalau Kaltara baru bulan ini karena mengikuti gerak semu matahari,” urainya kepada Benuanta, Rabu (13/3/2024).

Dijelaskan Elok, hari tanpa bayangan yang dikenal dengan kulminasi ini mengartikan puncak tertinggi suatu benda di langit. Fenomena ini bukan diartikan sebagai bayangan yang menghilang, namun bayangan berada tepat di bawah benda yang terkena sinar matahari.

“Namanya saja hari tanpa bayangan, artinya membutuhkan sumber berupa cahaya yakni matahari untuk menghasilkan bayangan,” sambungnya.

Baca Juga :  Dengarkan Aspirasi Nelayan, KNTI Apresiasi Respons Cepat Gubernur Zainal

Saat fenomena hari tanpa bayangan terjadi, matahari diyakini berada tepat berada sejajar di atas kepala manusia, atau lebih tepatnya berada di atas equator.

Fenomena ini akan terjadi dua kali dalam tahun 2024 di Indonesia. Lantaran berdasarkan gerak semu matahari terjadi dua kali melintasi equator.

“Bulan Maret dan sekitar September nanti. Jadi untuk seluruh wilayah yang berada di sekitar equator akan dilewati gerak semu matahari, bukan cuma Indonesia,” tutur Elok.

Baca Juga :  Dengarkan Aspirasi Nelayan, KNTI Apresiasi Respons Cepat Gubernur Zainal

Menariknya, Gerak semu matahari ini, di Indonesia, biasanya juga digunakan mengkalibrasi arah kiblat yang sesungguhnya. Saat kulminasi, matahari juga akan berada tepat di atas Ka’bah.

“Nah ketika tepat di atas Ka’bah, ada bayangan yang terbentuk itulah yang menentukan arah kiblat di Indonesia,” pungkasnya.(*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2703 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *