Beras Mahal, DKUMP Tarakan Sebut Imbas Harga Gabah Naik 

benuanta.co.id, TARAKAN – Harga beras di Kota Tarakan kian merangkak naik. Saat ini, perkilogramnya harga beras dipatok Rp 18 ribu. Angka inipun jauh dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang sudah ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023.

Berdasarkan HET beras yang dikeluarkan sejak Maret 2023, terdapat 3 zona yang ditentukan pemerintah. Wilayah Tarakan masuk ke dalam zona 2 yang mana berada di provinsi Kalimantan. HET beras di zona 2 meliputi Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, dan Kalimantan dipatok Rp 11.500 per kilogram, medium dan beras premium Rp 14.400 per kilogram.

Koordinator Pasar Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMP) Tarakan, Firman menjelaskan kenaikan harga beras ini terjadi lantaran naiknya harga gabah dan pupuk. Selain itu, sejumlah daerah juga mengalami gagal panen.

Baca Juga :  Pertemuan Sosek Malindo, Peningkatan Kesejahteraan Wilayah Perbatasan Dibahas

“Ini (harga beras naik) terjadi di seluruh wilayah Indonesia. Kemarin ditekankan dari pusat yang penting di daerah sendiri itu tidak ada kekosongan (stok),” jelasnya, Selasa (27/2/2024).

Dilanjutkan Firman, harga beras di Tarakan terbilang naik setiap minggunya. Sehingga saat ini kenaikannya hampir Rp 100 ribu. Sebelumnya, harga beras seberat 20 kilogram hanya berkisar Rp 300 ribuan saja, sementara saat ini sudah hampir Rp 400 ribu.

Berdasarkan data pasar yang di-update oleh DKUMP Tarakan, harga beras premium Rp 18 ribu perkilogram, beras Nusantara medium Rp 17 ribu perkilogram dan beras Bulog Rp 12 ribu perkilogram.

“Merk-merk tertentu ada yang sampai Rp 400 ribu lebih. Tapi kenaikannya tidak langsung, per minggunya naik Rp 2 ribu,” katanya.

Firman menerangkan, kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga bulan depan. Namun, ia tak dapat berjanji lantaran beras di Kota Tarakan masih mengandalkan pengiriman dari Pulau dan Sulawesi.

Baca Juga :  Jokowi Terbitkan Perpres Distribusi Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

“Informasinya beberapa Minggu ke depan ada penurunan harga. Tapi biasanya kalau barang masih ada di gudang otomatis penjual ini pakai harga lama,” sambungnya.

Adapun untuk stok beras di Kota Tarakan, dipastikan aman jelang Ramadhan hingga Idul Fitri nanti. Pihaknya pun selalu melakukan pemantauan langsung di lapangan, baik di pasar tradisional, swalayan dan gudang penyimpanan beras.

Dalam sekali kedatangan, pihak distributor mampu mendatangkan 5 ton beras setiap bulannya. Terlebih, di Tarakan terdapat beberapa distributor sehingga stok dipastikan aman.

“Ritel-ritel modern kita datangi juga, kita pantau kan karena rata-rata pengambilan berasnya dari luar. Ada yang dari Gresik, Pasuruan dan macam-macam. Kita pesan ke distributor juga agar mendahulukan Tarakan, nanti kalau lebih baru bisa kita lempar ke luar pulau,” sebutnya.

Baca Juga :  Jokowi Terbitkan Perpres Distribusi Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

Sementara itu, salah satu masyarakat, Nirmala (25) menyebut jika harga beras ini sudah mahal sejak 2023 lalu. Biasanya, ia membeli beras dalam karungan 10 kilogram dengan harga Rp 17 ribu. Namun saat ini harganya hampir menyentuh Rp 200 ribu.

“Beras sudah dari tahun lalu, kami juga gak tahu ya penyebabnya. Katanya karena El Nino lalu gagal panen. Mau tidak mau emang kita beli, karena kebutuhan,” singkatnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Nicky Saputra 

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2654 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *