benuanta.co.id, TARAKAN – Kebakaran lahan kembali terjadi di Kelurahan Pantai Amal RT 03, pada Ahad, 18 Februari 2024 siang.
Saat dikonfirmasi, Kapolsek Tarakan Timur, IPTU Ridho Aldwiko membenarkan adanya si jago merah yang mengamuk dan menghanguskan sekira 2 hektar lahan, sekira pukul 14.00 WITA.
Awalnya, ia menerima laporan dari Babinkamtibmas di Kelurahan Pantai Amal bahwa terjadi kebakaran lahan tepat di pinggir jalan besar. Lalu, ia memerintahkan personel untuk menuju ke TKP.
“Ada juga dari BPBD, PLN juga ada karena ada kabel kan hampir terbakar, kena hawa api jadi agak meleleh. Ada juga dari marinir dan PMI,” katanya, Ahad (18/2/2024).
Proses penjinakan api dari petugas yang dikerahkan berlangsung sejak lamanya. Sehingga pada pukul 15.00 WITA, api sudah mulai padam.
Ridho mengungkapkan, lahan tersebut merupakan milik salah satu warga di Kelurahan Pantai Amal, Bapak Darwin, namun dikelola oleh penjaga lahan atas nama Sapri dan Limanrati. Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan pihaknya, penjaga lahan tersebut sempat menyalakan api sekira pukul 09.00 di dekat pondok yang ada di lahan tersebut.
Sejauh ini, pihak kepolisian baru meminta keterangan terhadap 2 penjaga lahan dan 1 ketua RT.
“Tapi jam 11.00 WITA, itu katanya sudah dimatikan (apinya) lalu ditinggal. Masih diselidiki juga dari Satreskrim, nanti pembuktian di sana,” lanjutnya.
Perwira balok dua itu mengungkapkan , api dengan cepat menjalar seluas dua meter lantaran cuaca yang terik dan didukung dengan tumbuhan yang mengering.
“Tumbuhan dan pohonnya itu kering. Penjaganya mengaku dijaga setiap hari juga, karena ada pondoknya. Tinggal disitu juga penjaganya,” tuntasnya.
Sementara itu, Ketua RT 2 Kelurahan Pantai Amal, Sunaini mengatakan langsung menghubungi Babinkamtibmas saat api terlihat membesar. Ia juga tak mengetahui apakah kebakaran tersebut disengaja atau tidak.
“Saya baru datang, apinya sudah besar. Habis itu saya hubungi Bhabinkamtibmas. Biasanya penjaga lahan, ada saja berkebun,” katanya.
Kejadian kebakaran lahan di wilayahnya sudah terjadi sebanyak dua kali. Padahal ia sudah berpesan agar masyarakat tak melakukan aktivitas yang bersinggungan dengan api saat berada di lahan.
“Di sini sudah dua kali. Terakhir itu tahun 2020. Padahal sudah saya sering imbau jangan membakar di lahan,” tutup Sunaini. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Yogi Wibawa