benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Rencana pembangunan jembatan Bulungan -Tarakan (Bulan) di Kalimantan Utara (Kaltara) membutuhkan kehadiran investor.
Hal itu disampaikan oleh Penata Kelola Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara Rahman. Ia mengaku pihaknya menawarkan proyek pembangunan jembatan Bulan kepada investor Malaysia.
“Memang jembatan Bulan dalam hitungan-hitungan masih cukup jauh dari kondisi yang diharapkan, namun hal itu insyaallah akan kita dorong,” ucapnya, Senin (15/1/2024).
Rahman mengakui dalam pembangunan jembatan Bulan turut didukung adanya Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning-Mangkupadi Kabupaten Bulungan.
Dengan adanya KIHI dan konektivitas ke Ibu Kota Nusantara (IKN), hal tersebut akan menjadi dorongan terbesar dalam pembangunan jembatan Bulan di Kaltara.
Jika melihat dari tingkat kebutuhan jembatan Bulan dengan adanya beberapa alternatif seperti transportasi laut, sebut Rahman. Untuk hilirisasi dan pergerakan barang masih sangat terbatas dengan kondisi saat ini.
“Sementara penduduk kita terbanyak ada di kota Tarakan, jadi teman-teman Tarakan kita buka konektivitasnya melalui darat,” jelasnya.
“Dan juga akan memudahkan investasi air bersih. Karena salah satu alternatif kita untuk investasi air bersih kita bisa memasang pipa di jembatan untuk mengantar air dari sungai di Bulungan ke Tarakan, jadi semuanya masih terintergrasi,” jelasnya lagi.
Adanya rencana pembangunan jembatan Bulan, pihaknya optimis hal tersebut dapat terealisasi.
“Namanya investasi itukan butuh waktu, tidak instan nanti kita akan lihat 5 atau 10 tahun yang akan datang kalau kita tidak kejar dari sekarang yah tidak akan terwujud,” ungkapnya.
Saat ditanyai Benuanta.co.id, terkait dengan rencana pembangunan jembatan Bulan, kata Rahman, berdasarkan studi rencana ini sudah ada sejak tahun 2014.
Dalam rencana pembangunan jembatan Bulan ini kata dia membuat anggaran sekitar 8 triliun.
“Waktu studi awal tahun 2014 kendaraan kita di Kaltara masih sedikit dan juga tidak ada faktor pendorong. Kalau sekarang faktor pendorong nya adalah KIHI dan IKN,” pungkasnya.(*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Ramli