benuanta.co.id, TARAKAN – Wakapolda Kaltara, Brigjen Pol Kasmudi menggelar ramah tamah dengan Forum Komunikasi Keluarga Jawa di Kota Tarakan. Ramah tamah ini digelar guna meningkatkan kerukuran dan keakraban warga Jawa di Bumi Benuanta.
Saat dikonfirmasi, jenderal bintang satu itu juga menerima beberapa dialog dari warga Jawa yang keseluruhan mengatakan ingin warga Jawa di Kaltara bersatu. Karena terdapat beberapa Forum Komunikasi warga Jawa di Kaltara.
“Saya kembangkan budayanya. Kan ada karawitan, wayang kulit, reog, jaranan juga. Itu kita hidupkan budayanya sebagai saran menyatukan mereka,” jelasnya kepada Benuanta, Ahad (12/2/2023).
Keinginan bersatu ini dilontarkan oleh salah satu masyarakat Jawa yang juga disambut baik oleh Waka Polda. Namun sejauh ini beberapa Forum Komunikasi Warga Jawa belum melaksanakan pertemuan. Terlebih tahun ini merupakan tahun politik yang rawan provokasi.
“Saya himbau untuk tidak bermain politik. Rawan perpecahan. Karena kita hidup di rantau dan saling bantu. Sesuai dengan semboyan Kaltara di hati,” tegasnya.
Diketahui warga Jawa di Kaltara mencapai 47 persen. Angka ini terbilang cukup banyak.
“Kita tidak boleh lihat angkanya. Efektif tidak itu, karena jangan sampai mengaku Jawa tapi tidak Jawani. Artinya kalau bertingkah laku tidak seperti orang Jawa, jangan ngaku orang Jawa,” tuturnya.
Ia menegaskan Jawani yang dimaksudkannya adalah tata krama orang Jawa. Warga Jawa dikenal dengan kesopanan terhadap orang yang lebih tua.
Kendati saat ini telah banyak transisi budaya. Ia mengatakan pada jaman dahulu, perempuan Jawa tak boleh keluar rumah setelah magrib. Hal inipun masih dianggap kental dan tabu di wilayah Jawa.
“Tapi kalau sudah terbiasa dengan wilayah Tarakan yang terkenal dengan 1.000 cafe ini hal yang biasa. Kalau orang Jawa ya tidak begitu, jangan pulang malam karena kurang bagus. Apalagi banyak pelecehan seksual. Tapi ini problem yang panjang harus pelan-pelan,” bebernya.
Terpisah, Ketua Panitia Ramah Tamah Forum Komunikasi Keluarga Jawa, Rupanto mengatakan hal ini memang sengaja pihaknya gagas guna mempersatukan paguyuban Jawa di beberapa wilayah Kaltara.
“Ini permintaan pak Waka Polda yang minta ke Pak Wakil Walikota Tarakan untuk meminta klenengan (permainan gamelan) di Minggu ini,” tuturnya.
Senada dengan Waka Polda, ia juga menegaskan tentang budaya kental Jawa yakni tata krama terhadap orang yang lebih tua. Terlebih menjelang tahun pemilu pihaknya enggan terjadi perpecahan.
“Yang penting aman, damai dan tentram. Untuk melestarikan budaya ini beliau juga bilang tiga bulan sekali untuk budaya Jawa terus digelar seperti klenengan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra