benuanta.co.id, BULUNGAN – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara telah melakukan vaksinasi campak mencapai 88,7 persen selama tahun 2022 lalu.
“Untuk vaksinasi campak ini dilakukan tiga kali yaitu umur 9 bulan, 18 bulan sama kelas 1 SD,” ujar Sub Koordinator Surveilans dan Imunisasi Dinkes Kaltara, Adelaide Novri Sitanggang pada
Rabu (25/1/2023).
Data yang saat ini dimiliki Dinkes Kaltara, vaksinasi campak untuk bayi di Kabupaten Bulungan tahun lalu 94,8 persen.
“Malinau 78,9 persen, Nunukan 94,4 persen, KTT 110,8 persen, Tarakan 70,8 persen total provinsi untuk capaian vaksin campaknya tahun 2022 yaitu 88,7 persen,” kata Adelaide kepada benuanta.co.id.
Ditambahkannya, untuk data jumlah imunisasi lanjutan Campak/Mr2 pada anak usia di bawah dua tahun (baduta) di Kabupaten Bulungan mencapai 78,4 persen.
“Malinau 64,5 persen, Nunukan 43,9 persen, KTT 108 persen, Tarakan 47,8 persen total semua provinsi mencatat baduta di Kaltara sudah vaksin 53,6 persen,” ungkapnya.
Lebih lanjut, untuk anak sekolah kelas 1 SD capaian di Kabupaten Bulungan 92,1 persen.
“Malinau 96,7 persen, Nunukan 92,2 persen, KTT 86,8 persen, Tarakan 80,3 persen untuk total Kaltara 88,4 persen,” jelasnya.
Adapun hasil olah datanya, kasus campak di Kabupaten Nunukan tahun lalu menyerang imunitas anak usia 1 sampai 10 tahun.
“Satu sampai 10 tahun ini mungkin orangtua tidak membawa anaknya untuk melakukan vaksinasi MR yang ke dua di umur 2 tahunnya. Karena kebanyakan ibu-ibu biasanya hanya membawa anak sampai sudah dapat sampai 9 bulan mereka anggap vaksinasi sudah selesai,” ucapnya.
Padahal program pemerintah dua tiga tahun belakangan ini diwajibkan vaksinasi campak lanjutan.
“Sampai umur 2 tahun MR terakhir. Baru kelas 1 SD pengulangan seperti itu. Jadi ada kasus seperti sekarang. Karena tidak membawa anak ini untuk vaksinasi kedua sama anak yang sekolah,” terangnya.
Sebagai informasi, merk vaksinasi campak yang dilakukan Dinkes Kaltara yakni biofarma.
“Sisa stok vaksin campak di Instalasi Farmasi sebanyak 4.182 vial. Ada kebutuhan RKO mereka (masing-masing dinas kesehatan) kan tiap tahun menyusun rencana kebutuhan obat vaksinasi, nanti IF mendistribusikan ke masing-masing kabupaten kota sesuai RKO-nya masing-masing,” pungkasnya. (*)
Reporter: Georgie Silalahi
Editor : Nicky Saputra