benuanta.co.id, TARAKAN – Cuaca yang tak menentu pada beberapa waktu terakhir dipengaruhi oleh siklon tropis Nesat. Diketahui siklon ini mulai bergeser menjauh dari wilayah perairan Indonesia.
Prakirawan BMKG Tarakan, Novira Ismi Handayani menguraikan awalnya siklon tropis Nesat terdeteksi pada 19 Oktober 2022 pukul 19.00 wita dan berposisi di Laut China Selatan 17,2 lintang utara, 109.3 bujur timur atau sekitar 1.480 kilometer sebelah utara natuna, arah pergerakan ke barat dengan kecepatan 8 knots yang bergerak menjauhi wilayah Indonesia dengan kekuatan 40 knots atau 70 kilometer per jam.
“Saat ini arah pergerakan bergerak perlahan menjauhi wilayah Indonesia. Diperkirakan juga siklon tropis Nesat menurun dalam 24 jam ke depan,” urainya, Sabtu (22/10/2022)
Novi menjabarkan, dampak tidak langsung dari siklon tropis Nesat ini terhadap cuaca di Indonesia berada di perairan Anambas, perairan Kepulauan Natuna dengan perkiraan tinggi gelombang 1,25 hingga 2,5 meter dan 2,5 hingga 4 meter.
Sementara untuk di wilayah Kaltara sendiri dampak dari siklon ini sudah mulai tak terasa.
Kendati demikian, lanjut Vivi beberapa waktu yang lalu siklon tropis nesat memang sedikit berdampak di Kaltara, seperti kilat dan guntur yang sempat terjadi di Kaltara. Namun beberapa hari yang lalu, lanjut Vivi memang masih ada potensi hujan di beberapa wilayah Kaltara.
“Kalau beberapa hari lalu memang potensi hujan lebat disertai kilat dan guntur itu ada, kalau sekarang kami kan update cuaca lagi,” sebutnya.
Menyoal kondisi cuaca pada beberapa waktu ke depan masih terdapat potensi hujan disertai petir khususnya di wilayah Malinau, Krayan dan sebagian Nunukan. Prediksi hujan ini kemungkinan besar akan terjadi pada pagi menjelang siang.
“Seperti yang kita tahu kalau bulan Oktober sampai akhir tahun nanti sudah mulai memasuki musim penghujan, namun di wilayah Tarakan itu non musim jadi sepanjang tahun memang hujan,” ujarnya.
“Kita setiap hari menginformasikan ke masyarakat dan instansi ya ke WhatsApp group jadi kalau misalnya ada bencana itu bisa langsung dimonitor bidangnya, kalau kita khusus cuaca,” tutupnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Matthew Gregori Nusa