benuanta.co.id, NUNUKAN – Di jaman yang sudah maju dan perkembangan teknologi diyakini mampu meningkatkan pelayanan masyarakat. Termasuk di bidang transportasi darat seperti ojek atau taksi berbasis aplikasi online.
Namun nampaknya keberadaan taksi online belum dapat diterima sepenuhnya oleh pelaku usaha ataupun sopir taksi konvensional atau regular di wilayah perbatasan yakni di Nunukan, hal itu ditentang Organisasi Angkutan Darat (Organda).
Ketua Organda Kabupaten Nunukan H. Laoding, mengatakan dia tetap memihak kepada plat kuning, bahwa benar-benar menolak angkutan umum online Maxim yang cukup merasakan sopir-sopir Taksi Nunukan. “Kami menolak adanya Maxim di Nunukan,” kata H. Laoding, Sabtu (27/8/2022)
Terpisah saat di konfirmasi Direktur Maxim, Harianti menyayangkan peristiwa tersebut bahwa adanya penolakan yang dilakukan oleh organda Nunukan. Menurutnya, di jaman yang sudah berkembang dengan teknologi seperti saat ini, tentu masyarakat juga membutuhkan pelayanan yang praktis.
“Kita hadir di Nunukan hanya membantu masyarakat agar tidak ketinggalan dengan teknologi dan perkembangan zaman walaupun berada di pulau yang kecil,” ujarnya.
Dia juga memberikan peluang bagi angkutan umum jika ingin bergabung sejalan dan searah, namun tidak melakukan kekerasan. Sedangkan Maxim ini memiliki izin secara Nasional, kata Harianti kenapa persoalan seperti ini dipermasalahkan.
Pihaknya juga sudah berencana akan melakukan pertemuan dengan Kadis perhubungan Kabupaten Nunukan bersama Satlantas, serta perwakilan organda untuk mencari solusi bersama dengan kepala yang dingin.
“Kita jadwalkan pertemuan dengan instansi terkait untuk mencari solusi,” jelasnya .
Saat ini maxim di Nunukan yang sudah bergabung mencapai 100 orang baik itu kendaraan motor dan mobil, dengan berbagai profesi ada yang dari tenaga honorer, satpam dan lainya.(*)
Reporter: Darmawan
Editor: Ramli
