MALINAU – Sebelum mewabahnya covid-19, dunia juga pernah dihantam oleh pandemik seruapa yakni, virus spanyol pada sekitaran tahun 1930-an. Meski dilanda pandemik serupa, namun kondisi sudah berbeda. Tingginya eksitensi media membuat penyebaran informasi semakin cepat dan memperngaruhi kondisi psikologi setiap orang.
Itulah sepenggal sejarah mengenai pandemik yang disampaikan oleh Bupati Malinau, Drs. Yansen TP M.Si saat membuka program RT Bersih di halaman kantor Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malinau.
“Dulu ada pandemik flu spanyol. Dunia saat itu heboh. Tapi kita di Malinau biasa-biasa saja kan saat itu, karena informasinya tidak sampai di sini,” kata Yansen TP lagi.
“Tapi kenapa sekarang kita panik? Itu karena informasi yang kita terima begitu cepat. Sehingga belum apa-apa, kita sudah heboh duluan,” ungkapnya.
Belajar dari sejarah tersebut, bupati 2 periode itu pun sadar harus ada langkah pemulihan yang diambil. Yakni dengan mengikuti pola perubahan zaman agar bisa siap menghadapi perubahan, seperti melakukan pola hidup sehat dengan pencegahan rutin.
“Covid-19 memang belum ada obatnya, tapi kita bisa mencegahnya. Maka dari itu Bulan Bakti RT Bersih ini wajib kita jalankan agar kita tidak perlu sembunyi terus di dalam rumah,” ujarnya.
Demi meningkatkan mental para warganya yang sempat down akibat pandemik covid-19, Yansen TP pun menjelaskan segala manfaat yang dapat terjadi jika Bulan Bakti (Bulbak) RT Bersih ini berjalan sesuai arahannya.
Di mana ia berpendapat bahwa Bulbak RT Bersih dapat dijalankan dengan kreatif, inovatif, bersih dan sehat, maka akan dapat memulihkan semua keadaan dan semua sektor di Malinau yang sempat lumpuh akibat dampak wabah ini.
“Jika kita bersih dan sehat, jangankan dari covid-19, dari penyakit lain pun kita juga akan aman. Ditambah inovatif dan kreati dalam menjalankan Bulbak ini, maka ekonomi kita pun akan kembali sehat,” ujarnya.
Tema bersih, sehat, kreatif dan inovatif ini ternyata sengaja diusung Bupati Yansen TP agar menciptakan daya saing produk daerah. Sehingga dapat membuka jalan pasar untuk penjualan produk daerah dengan tujuan memulihkan kembali mental dan ekonomi para warga, serta tidak larut dalam kepanikan pandemik covid-19.
“1 desa 1 produk, jika kita saling bersaing memasarkan produk lokal kita, saya yakin sediki demi sedikit ekonomi kita akan bangkit. Karena kita tidak larut dengan diam di dalam rumah. Tapi keluar dan bekerja dengan pemikiran yang inovatif dan kreatif,” turupnya.(*)
Reporter : Osarade
Editor: M. Yanudin