Petani Padi Banyak Banting Setir Budidaya Rumput Laut
NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten Nunukan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan tahun 2020 ini akan meningkatkan produksi dan produktivitas petani. Terutama tanaman padi dan akan membuka lahan persawahan yang tidur.
Saat ini luas tanam padi di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan telah terealisasi sebanyak 21 hektare (ha). Yaitu di Kelurahan Mansapa yang digarap kelompok tani (Poktan) Maju Bersama, Poktan Padaidi dan Poktan Tunas Baru.
Disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan Masniadi, pertama yang harus dilakukan adalah intensifikasi padi. Sawah yang ada di pulau Nunukan ini banyak tidak dikelola, karena masyarakat saat ini banyak yang beralih atau berpindah usaha ke rumput laut. Seperti di Kecamatan Nunukan, Nunukan Selatan dan Sebatik.
“Ini akan kita coba kembali menyusun satu program, agar petani kita dapat kembali mengolah sawahnya, dengan memberikan bantuan, terutama benih padi yang akan diberikan tahun 2020 ini,” kata Masniadi kepada benuanta.ci.id, Selasa (21/1/2020).
Untuk program intensifikasi padi, data yang dimiliki dengan rencana seluas 400 ha, sehingga perlunya memperkuat petugas yang berada di lapangan, mengingat kerjanya yang sangat ekstrak. Karena banyaknya peralihan kerja di pembudayaan rumput laut, yang menurut masyarakat pekerjaan yang sangat menjanjikan. Sehingga banyaknya petani yang meninggalkan persawahannya.
“Kita juga akan menanyakan natinya permasalahan yang ada kepada mereka, untuk menggarap lahan mereka. Ini akan kita coba membantu untuk mencari solusi,” jelasnya.
Sedangkan untuk pupuk sudah terjawab dengan subsidi, cuman untuk 2020 ini ada pemberlakuan kartu tani. Sedangkan kartu tani ini dari pemerintah pusat, karena pupuk juga dari pusat. Sehingga sistemnya sudah menggunakan aplikasi, jadi sulit untuk orang-orang yang tidak bertanggung jawab atau yang bermain di dalamnya. Ini merupakan aplikasi yang tepat sasaran dari kartu tani.
“Untuk menebus pupuk harus menggunakan kartu tani, ini akan bekerja sama dengan pihak bank. Sedangkan benih padi akan kita siapkan dari pemerintah daerah dan ada juga bantuan dari pemerintah pusat serta pemerintah provinsi,” bebernya.
Yang utama adalah bagaimana membangkitkan masyarakat kembali untuk menggarap sawahnya. Beberapa pekan lalu Dinas Pertanian bertemu dengan Bulog, berdiskusi membuat MoU terkait dengan peminjaman gudang pemerintah daerah. Namun ada konsekuensi bahwa mereka akan menyerap hasil panen padi dari masyarakat.
Dikatakan Masniadi, Harga beras juga harus yang sewajarnya. Kisaran harga yang ada di petani wilayah Nunukan, dan Nunukan Selatan, serta Sebatik itu Rp 10 ribu atau Rp 11 ribu per kilogram.
“Ini yang kita harus pikirkan, dengan menyerap hasilnya. Kedua bagaimana ini dipasarkan. Dengan adanya Bulog kita bisa bekerja sama menyerap itu. Kita berpikir segmen pasarnya itu adalah masyarakat kita dulu,” ungkapnya.
Semoga ini bisa berjalan dengan program yang ada dan bersinergi dengan pihak terkait, termasuk Bulog. Beras lokal akan diupayakan seperti yang disampaikan Bupati Nunuka, Hj. Asmin Laura Hafid mengarahkan ASN agar dapat membeli produk lokal hasil petani. sehingga terjadi transaksi antara petani dan ASN itu.
Diakuinya, saat ini menjadi PR Dinas Pertanian adalah bagaimana menggairahkan kembali para petani yang telah meninggal persawahan, agar dapat kembali untuk mengolah sawah miliknya. Ia juga akan melihat kekurangannya apa selama ini yang perlu diperbaiki. (*)
Reporter: Darmawan
Editor : M Yanudin