benuanta.co.id, NUNUKAN – Jelang perayaan hari Natal dan Tahun baru, harga cabai rawit merah di Nunukan berangsur naik.
Kepala Bidang Perdagangan pada Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Nunukan, Dior Frames mengatakan, berdasarkan hasil pantauan rutin di sejumlah pasar tradisional harga cabai rawit mengalami kenaikan harga.
“Hasil pantauan kita, sejauh ini harga cabai rawit naik. Biasanya harganya Rp 60 ribu per kilo saat ini sudah Rp 80 ribu. Jadi ada kenaikan sekitar Rp 20 ribu,” ungkapnya.
Ia menyampaikan, kenaikan harga cabai ini disebabkan oleh naiknya harga cabai dari daerah asal yakni Sulawesi Selatan. Selama ini, hampir sebagian besar sembako yang ada di Nunukan didatangkan dari luar daerah.
Menurutnya, apabila terjadi keterlambatan pengiriman maupun jeda pelayaran menjelang akhir tahun maka akan berpotensi memicu keterbatasan stok di pasaran, sehingga berdampak pada harga yang ikut naik di tengah kebutuhan masyarakat yang meningkat.
Sementara itu, untuk harga beras kualitas medium dijual Rp 14.000 hingga Rp 14.500 per kilogram, sementara beras premium berada di harga Rp 16.000 hingga Rp 16.200 per kilogram. Harga tepung terigu berkisar Rp 10.000 hingga Rp 11.000 per kilogram, dan tepung merek Segitiga Biru sekitar Rp 13.000 per kilogram.
Kendati demikian, Dior mengatakan jika untuk ketersediaan barang sembako dipastikan masih aman hingga tahun baru 2026 mendatang.
“Kita juga akan terus melakukan pantauan harga di pasar, untuk memastikan ketersediaan pasokan tetap aman dan memastikan tidak ada lonjakan harga yang signifikan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Endah Agustina







