benuanta.co.id, NUNUKAN – Sempat melonjak hingga harga Rp 200 ribu per kilogram, dari hasil pantauan Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Nunukan harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional di Nunukan berangsur turun.
Kepala Bidang Perdagangan DKUKMPP Kabupaten Nunukan, Dior Frames, melalui pejabat Pengawas Perdagangan Ahli Muda pada DKUKMPP, Abdul Rahman mengatakan, sebelum hari raya Idulfitri harga cabai rawit mengalami kenaikan harga hingga Rp 180 ribu bahkan ada di beberapa pedagang yang menjual Rp 200 ribu.
Selain disebabkan oleh meningkatnya daya beli masyarakat, kenaikan harga ini juga disebabkan oleh dua kapal swasta pengangkut sembako dari Sulawesi Selatan tidak berlayar.
“Sebelum hari raya, dua kapal yakni KM Thalia dan pontakrator (kapal barang dan penumpang, red) itu tidak berlayar ke Nunukan, karena mereka khawatir kalau berlayar maka akan dapat hari raya di laut. Makanya stok bahan pokok kita kurang sehingga harganya naik. Karena selama ini stok kita semua mengandalkan barang masuk dari Sulawesi,” kata Rahman kepada benuanta.co.id, Selasa (8/4/2025).
Senin (7/4) kapal KM Thalia telah berlayar, tiba di Nunukan dan telah dilakukan bongkar muat barang. Sehingga harga mulai berangsur-angsur turun.
“Kemarin pagi kita sempat ke pasar tapi harga masih sama, tapi tadi pagi kita ke pasar melakukan pendataan harga sudah turun. Jadi untuk cabai dari harga Rp 180 sudah turun ke harga Rp 85 ribu hingga Rp 100 ribu paling mahal,” ungkapnya.
Selain itu, untuk harga bawang merah dan bawang putih dari yang harganya sempat naik menjadi Rp 60 ribu kini sudah kembali normal dengan harga Rp 45 ribu per kilogram.
Sementara itu, untuk harga beras saat ini masih bertahan di harga yang sama. Untuk kualitas medium Rp 13.800 per kilogram, beras kualitas premium Rp 17.400 per kilogram.
“Dari hasil pendataan kita juga di agen, untuk stok beras kita saat ini banyak ada sekitar 35 ton,” terangnya.
Rahman menyampaikan, untuk ketersediaan stok barang di Nunukan diakuinya saat ini dalam stok aman. Sehingga ia berharap kapal swasta rutin masuk setiap minggunya agar harga barang yang di Nunukan tetap stabil.
“Kita juga minta masyarakat tidak panik, dan membeli barang sesuai dengan kebutuhan,” tukasnya. (*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli