benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Kepala Badan PUsat Statistik (BPS) Kalimantan Utara Mas’ud Rifa’i mengatakan, selama tahun 2019 hingga tahun 2024, jumlah penduduk miskin di Provinsi Kalimantan Utara berfluktuatif, hal ini sejalan dengan persentase penduduk miskin.
Peningkatan penduduk miskin terbesar terjadi pada Maret 2020, dengan jumlah peningkatan penduduk miskin sebesar 3,18 ribu jiwa. Pada September 2019, jumlah penduduk miskin adalah 48,61 ribu jiwa (6,49 persen) kemudian menjadi 51,79 ribu jiwa (6,80 persen) pada bulan Maret 2020.
Sedangkan penurunan jumlah penduduk miskin terbesar terjadi pada Maret-September 2024, yaitu sebesar 6,72 ribu jiwa.
Jumlah penduduk miskin pada Maret 2024 adalah sebesar 47,83 ribu jiwa (6,32 persen), menjadi 41,11 ribu jiwa pada September 2024 (5,38 persen). Pada September 2020, diakibatkan oleh pandemi Covid-19 terjadi peningkatan penduduk miskin sebanyak 0,9 ribu jiwa menjadi 52,70 ribu jiwa (7,41 persen).
Kenaikan persentase dan jumlah penduduk miskin terjadi kembali pada September 2022 dengan kenaikan sebesar 0,09 persen (1,11 ribu jiwa).
“Apabila ditinjau dari wilayah perdesaan dan perkotaan, masih terdapat disparitas jumlah penduduk miskin. Presentase penduduk miskin lebih banyak berada di daerah perdesaan,” ucapnya Ahad, (23/3/2025).
Pada Maret 2024, penduduk miskin di daerah perkotaan adalah 4,73persen sedangkan di daerah perdesaan adalah 9,23 persen. Namun demikian di bulan september 2024 persentase penduduk miskin di perdesaan mengalami penurunan signifikan menjadi 5,96 persen.
Apabila dilihat dari wilayah kabupaten/kota, Kota Tarakan memiliki jumlah penduduk miskin paling tinggi apabila dibandingkan dengan wilayah lainnya yaitu 15,32 ribu jiwa pada tahun 2024.
Sedangkan persentase penduduk miskin tertinggi berada di Kabupaten Bulungan dengan persentase sebesar 8,76 persen pada tahun 2024. Disamping itu, Kabuparen Tana Tidung memiliki jumlah penduduk miskin dan persentase penduduk miskin terkecil di Provinsi Kalimantan Utara. (*)
Reporter: Ikke
Editor: Yogi Wibawa