Puluhan Anak Termasuk Guru Diare Diduga Konsumsi MBG Basi, Begini Penjelasan Perwakilan BGN Nunukan

benuanta.co.id, NUNUKAN – Puluhan anak di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami sakit perut dan diare setelah mengonsumsi makanan gizi gratis yang disalurkan. Makanan yang didistribusikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) tersebut ternyata sudah basi, menyebabkan dampak kesehatan yang serius bagi para penerimanya.

Perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk Nunukan, Aji mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan sample lauk MBG, yang diduga menyebabkan diarenya puluhan murid dan sejumlah guru di SDN 03 Nunukan Selatan, ke BPOM.

Dugaan makanan yang disajikan itu telah basi, Aji tidak membantahnya. Untuk memastikan makanan lauk MBG pihaknya langsung mengambil sampel untuk dikirim ke BPOM di Tarakan. Adanya dugaan lauk MBG yang basi, sebagai penyebab. dari dapur satu Yayasan yang beralamatkan di Jalan Anasta Wijaya, Nunukan Selatan.

“Ada dugaan lauk MBG yang basi, sebagai penyebab yang dipersiapkan dari dapur Yayasan Abi Al Ummi, yang ada di Jalan Anasta Wijaya, Nunukan Selatan, dengan mempekerjakan 30 karyawan sebagai tukang masak”, kata Aji, Ahad (19/1/2025).

Kata Aji, program makan bergizi gratis ini tidak hanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi peserta didik, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai karakter. “Melalui kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan tempat makan, dan menghindari perilaku mubazir, kita ingin membentuk generasi yang bertaqwa, bertanggung jawab, dan disiplin,’ jelasnya.

Baca Juga :  BPOM Tarakan Uji Sampel Makan Gratis Dua Sekolah di Nunukan

Program Makan Bergizi Gratis diharapkan menjadi salah satu fondasi penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Dengan memastikan anak-anak Indonesia tumbuh sehat dan memiliki karakter yang kuat, pemerintah optimis dapat mencetak generasi yang unggul, berdaya saing, dan mampu membawa Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Terpisah, Kepala Sekolah SDN 03 Nunukan Selatan, Hairuddin, mengatakan, saat kejadian ada puluhan anak yang terserang diare, dan dilaporkan orang tua mereka ke pihak sekolah.
‘’Kejadian ini pada hari Senin kemarin, minggu kedua penerimaan MBG di sekolah kami. Malamnya, banyak murid kami diare, puluhan jumlahnya,’’ ujar Hairuddin, dihubungi, Kamis (16/1/2025).

Hairuddin tidak mengetahui jumlah pasti murid muridnya yang sakit usai menyantap makanan MBG. Hanya saja, ia memastikan jumlahnya tidak sedikit. Bahkan beberapa guru, ikut mengalami diare.

‘’Kelas 3 C ada sekitar 17 murid. Kelas 2 B, sekitar 12 murid. Beberapa guru ada juga yang terkena diare. Jadi ada murid yang tidak masuk sekolah, dari pada dibuang, kita persilahkan gurunya menikmati itu,’’ ujarnya.

Kondisi bersamaan tersebut, membuat kecurigaan akibat menu MBG menguat. ‘’Pihak sekolah sudah memanggil penanggung jawab dapur, pengawas, Babinsa dan perwakilan BGN kemarin. Kita rapatkan masalah ini,’’ terangnya.

Baca Juga :  Wakil Bupati Pantau Banjir di Sembakung

Dari pertemuan tersebut, pihak SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi), berjanji akan menjadikan peristiwa ini sebagai evaluasi dan memperbaiki pelayanan mereka.

Dari sekian banyak pihak, mulai penyedia menu, pihak dapur yang mengolah, petugas pengantaran, hingga pihak pengawas, mengamini kejadian tersebut akibat MBG yang dikonsumsi Senin (13/1/2025) lalu.

Pihak dapur juga mengakui, mereka memiliki jadwal memasak untuk anak yang bersekolah pagi, dimulai menjelang waktu Subuh, dan kembali memasak menu untuk anak anak yang masuk sekolah siang, mulai pukul 09.00 WITA.

‘’Kami pihak sekolah menduga, menu pengantaran makan pagi yang tidak habis, dibagikan untuk menu pengantaran siang. Karena memang ada lauk yang basi, ada juga yang masih bagus. Begitu juga anak murid kami, ada juga yang tidak mengalami diare, mungkin kebagian lauk yang bagus,’’ tuturnya.

Hairuddin berharap, kasus ini menjadi perhatian serius semua pihak yang bertanggung jawab atas program nasional ini. Jangan sampai program yang bertujuan mulia, tercoreng akibat peristiwa yang seharusnya tidak perlu terjadi, seperti kejadian di SDN 03 Nunukan Selatan, dengan jumlah 597 murid yang menjadi sasaran MBG.

Baca Juga :  Bupati Mediasi Polemik Serikat Buruh dan PT SIL/SIP

“Saat ini kasusnya sudah clear ya, pihak pengelola berjanji akan melakukan evaluasi, dan menjamin kasus seperti ini tidak akan terjadi lagi. Itu harapan kami pihak sekolah, dan tentu harapan semuanya,’’ kata Hairuddin.

Sementara, Kasus dugaan puluhan murid dan sejumlah guru SDN 03 Nunukan Selatan, Nunukan, Kalimantan Utara, yang diduga mual-mual usai menyantap menu MBG, sudah dianggap selesai.juga mendapatkan perhatian dari anggota legislatif Kabupaten Nunukan, H. Adama.

Dia mengharapkan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan inisiatif yang bertujuan untuk menyediakan makanan sehat dan bergizi kepada kelompok yang membutuhkan, dengan fokus pada anak-anak atau kelompok rentan lainnya bisa terus berjalan.

“Dalam program ini, makanan yang disediakan mengikuti standar gizi yang ditetapkan, termasuk kebutuhan akan protein, vitamin, mineral, dan energi yang mencukupi. Program Makan Bergizi Gratis Indonesia ditujukan untuk pelajar di sekolah-sekolah atau anak-anak dalam komunitas yang mungkin tidak memiliki akses yang memadai terhadap makanan bergizi”, tuturnya.

Adama pun menegaskan program Makan Bergizi Gratis merupakan program unggulan Presiden Prabowo Subianto. “Jadi kita sebagai masyarakat harus mendukung untuk generasi anak – anak kita nantinya,” pungkasnya. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *