benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bapedda-Litbang) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendorong para pelaku industri di perkebunan sawit, lahan gambut dan peternakan untuk mengelolah industri dengan rendah karbon.
Tujuannya dilakukan kegiatan industri rendah karbon ini untuk menciptakan kondusifitas industri yang ramah lingkungan sekaligus untuk melakukan perdagangan karbon di Kaltara.
Perdagangan karbon adalah aktivitas jual-beli sertifikat yang dilakukan antar negara-negara dalam rangka menurunkan tingkat emisi karbon dengan melakukan kegiatan mitigasi perubahan iklim.
Dikatakan Pejabat Perencanaan Ahli Muda Bapedda-Litbang Kaltara, Yatno Supriadi perdagangan karbon sangat didukung oleh internasional sehingga Provinsi Kaltara juga ingin mengambil bagian dalam perdagangan Karbon ini.
“Semakin turun kadar karbon di suatu Industri maka hal itu akan semakin berdampak secara ekonomis karena bisa kita jual-belikan. Oleh karena itu Provinsi Kaltara sangat mendorong gerakan ini,” kata Yatno, Selasa (18/6/2024).
Ia menjelaskan dalam perdagangan karbon, pemerintah ataupun pelaku industri yang sudah melakukan penutupan kembali di lahan terbuka, maka kadar karbon yang dihasilkan akan diverifikasi dan dihitung sesuai standar. Lalu kemudian karbon yang dihasilkan akan diperjual-belikan.
“Kalau ada lahan terbuka tentu emisi yang dihasilkan akan besar, sehingga kita harus menutupnya kembali dengan menanam pohon dan dari penanaman pohon. Inilah kita akan tahu perbedaan berapa emisi yang sudah diserap,” jelasnya.
“Dari serapan emisi ini lah nanti akan dihitung, misalnya sebelumnya ada 100 ton emisi dan ketika ditanam kita sukses menurunkannya di angka 80 ton. Maka 20 ton itulah yang bisa kita jadikan rupiah,” sambungnya.
Dalam perdaganggan karbon ini juga nantinya akan dikelola secara langsung oleh Perusahaan Daerah (Perusda) yang ada di bawah naungan Pemprov Kaltara untuk meningkatkan PAD.
“Perusdanya sudah ada namanya Enggang Kaltara Project, jadi tidak usah ragu dengan dampak ekonomi yang dihasilkan ke masyarakat,” pungkasnya. (adv)
Reporter : Osarade
Editor: Yogi Wibawa