Kahmi Kaltara Bakal Berikan Gagasan ke Bakal Calon Gubernur

benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Kahmi) merupakan organisasi independen yang tidak dapat berpolitik praktis ataupun partisan. Di Kalimantan Utara (Kaltara), sikap politik organisasi para alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bersifat terbuka dan partisipatif.

Koordinator Presidium (Koorpres) Majelis Wilayah (MW) Kahmi Kaltara, Asnawi Arbain mengatakan para alumni telah melakukan diskusi. Perihal sikap politik Kahmi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak tahun 2024 di Kaltara, ditegaskan akan tetap independen dan netral.

Bersama dengan presidium MW Kahmi lainnya, sudah merumuskan sejumlah masukan yang dapat disampaikan kepada para bakal calon kepala daerah. Khususnya terhadap bakal calon yang saat ini masuk dalam bursa pemilihan gubernur dan wakil gubernur (Pilgub).

“Untuk itu, kami akan melakukan road show untuk berdiskusi dengan sejumlah bakal calon yang saat ini namanya masuk di bursa Pilgub Kaltara. Menyampaikan gagasan yang bisa menjadi bahan pertimbangan bakal calon untuk menjadi masukan bagi visi dan misinya,” jelas Asnawi Arbain. Rabu, (5/6/2024)

Kahmi sebagai organisasi non partisan, tidak akan condong pada salah satu bakal calon. Namun lebih pada politik yang mengedepankan kepentingan lebih besar berkaitan dengan pembangunan daerah dan kemaslahatan masyarakat di Kaltara.

Baca Juga :  Dishub Kaltara akan Percantik Pelabuhan Tengkayu I Kota Tarakan

“Kami di Kahmi bersama dengan sejumlah presidium lain, dalam rapat menyikapi dinamika politik saat ini, menegaskan akan berkontribusi atau berpartisipasi pada sisi gagasan. Ada sejumlah program yang kami rumuskan, penting untuk jadi perhatian para bakal calon. Sehingga, saat siapa pun yang terpilih, program tersebut bisa dijalankan untuk kemajuan daerah dan tentu saja berdampak pada kepentingan masyarakat,” jelasnya.

Dari pelbagai masukan para alumni HMI dalam diskusi yang sudah dilakukan, Asnawi Arbain membocorkan dua program yang menurutnya menarik jadi perhatian.

Pertama, terkait sarana penunjang pendidikan, di mana pemerintah daerah diketahui telah membangun sejumlah asrama pelajar maupun asrama mahasiswa di luar Kaltara, bahkan ada yang tergolong megah. Namun, Kahmi berpandangan, mahasiswa yang menempuh perguruan tinggi di dalam daerah luput dari perhatian pemerintah.

Dicontohkan di Tanjung Selor, Bulungan, di mana ada sejumlah perguruan tinggi yang diisi oleh mahasiswa yang sebagian besar dari luar Tanjung Selor.

“Mahasiswa yang kuliah di Universitas Kaltara misalnya, itu banyak yang berasal dari pelosok desa. Orang tua mereka berharap, dengan dikuliahkan di perguruan tinggi yang di dalam daerah, biaya pendidikan lebih murah. Namun masih harus terbebani dengan biaya sewa rumah, kos, atau kontrakan,” bebernya.

Baca Juga :  Rayakan Kemenangan ZIAP, Relawan Bayu Gelar Syukuran

“Harusnya pemerintah juga membangun asrama pelajar dan asrama mahasiswa di dalam daerah yang representatif. Misalnya di Tanjung Selor dan di Tarakan dibangunkan asrama. Tentu itu sangat membantu, khususnya mereka yang dari pelosok,” sambungnya.

Lalu yang kedua di bidang pertanian, di mana Kaltara kaya akan tanaman endemik. Ditemukan sejumlah flora yang merupakan sekelompok jenis tumbuhan seperti buah-buahan yang hanya ada di Kaltara, dan memiliki jenis tertentu yang terkadang tidak bisa ditemukan di daerah lain atau mungkin jarang ditemukan.

Pemerintah daerah perlu menyediakan wadah khusus bagi tanaman endemik tersebut. Misalnya lahan yang representatif, kemudian dikelola oleh para petani daerah yang dibekali dengan pelatihan untuk pengembangan pengetahuannya.

“Kita punya beberapa buah endemik. Itu harus diperhatikan supaya tetap lestari dan keberadaannya bisa memberi manfaat. Itu juga bisa jadi ajang promosi bagi daerah, tapi harus dikelola optimal, dan peran pemerintah daerah sangat penting dalam hal ini,” kata Asnawi Arbain.

Di samping itu, dia juga mengatakan ada sejumlah gagasan lain yang secara normatif berkaitan dengan pembangunan yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat juga akan disampaikan. Pada prinsipnya, Kahmi berharap gagasan yang telah dirumuskan itu, dapat didiskusikan dengan para bakal calon kepala daerah.

Baca Juga :  Cold Storage yang Miliki Sertifikat NKV di Tarakan Masih Minim

“Nanti mekanisme pertemuannya fleksibel saja. Apakah kami yang diundang oleh bakal calon, atau kami yang mengagendakan diskusi tersebut. Dan tidak hanya ke satu orang saja, misalnya kami diskusi dengan nama-nama yang ada saat ini. Bisa ke petahana, Zainal Arifin Paliwang, Yansen TP, atau ke figur lain yang masuk bursa seperti Andi Sulaiman, Hasan Basri, Laura Hafidz dan yang lainnya,” tuturnya lagi.

Lebih jauh, di sisi lain Kahmi juga tidak menampik bahwa alumni HMI terdiri dari berbagai macam profesi dan latar belakang. Termasuk sejumlah anggota Kahmi tersebar di berbagai partai politik sehingga memungkinkan menunjukkan sikap atau dukungan pada kelompok tertentu saja.

Ditegaskannya, bahwa secara lembaga, Kahmi menyikapinya dengan demokrasi terbuka. Artinya secara personal, sikap politik anggota Kahmi atau para alumni HMI bisa berbeda. Namun bagi organisasi, perbedaan itu bukan sebuah masalah.

“Kahmi Kaltara secara lembaga tidak berpolitik, tidak berafiliasi dengan kepentingan politik mana pun. Tapi kami di Kahmi menegaskan berpihak pada kepentingan daerah, masyarakat dan bangsa,” pungkasnya. (*)

Reporter: Ike Julianti

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *