BKIPM Catat Nilai Ekspor Udang dari Kaltara Rp 1 Triliun Tahun 2023

benuanta.co.id, TARAKAN – Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu (BKIPM) dan Keamanan Hasil Perikanan di Tarakan mencatat pesatnya jumlah ekspor komoditas udang pada 2023.

Total dari keseluruhan ekspor udang di Kaltara pada 2023 lalu sebanyak 7.148.571 kilogram atau setara 7.000 ton dengan nilai ekspor Rp 1 triliun.

“Didominasi tujuan ekspornya ke Jepang dengan total 3.000 ton,” ujar Plt Kepala BKIPM dan Keamanan Hasil Perikanan Kota Tarakan, M. Roy Pahlevi, Selasa (7/5/2024).

Adapun jenis udang yang diminati negara tujuan didominasi oleh jenis udang windu. Selain Jepang, tujuan ekspor udang Kaltara diantaranya Amerika, Hongkong, Taiwan, Prancis, Kanada, United Kingdom (UK), Korea Selatan, Australia, Switzerland, Vietnam, Italia dan Singapura.

Baca Juga :  Pertemuan Sosek Malindo, Peningkatan Kesejahteraan Wilayah Perbatasan Dibahas

“Kalau presentasenya hampir 70 persen ke Jepang. Selain udang windu ada juga udang putih, udang dongol, udang pink dan udang rainbow,” lanjutnya.

Tahun ini pihaknya juga melihat adanya potensi peningkatan jumlah ekspor berdasarkan data lalu lintas komoditi udang per Januari 2024. Tercatat sebanyak 600 ton atau 634.976 kilogram dengan nilai ekspor Rp 91,4 miliar.

“Masih didominasi udang windu dan ke Jepang. Selebihnya udang-udang yang lain tujuannya ke Malaysia, Taiwan, United States, United Kingdom (UK), Vietnam, Hongkong dan Filipina,” urai Roy.

Baca Juga :  Pertemuan Sosek Malindo, Peningkatan Kesejahteraan Wilayah Perbatasan Dibahas

Untuk rute ekspor sendiri, biasanya menuju ke Surabaya terlebih dahulu sebelum dikirim ke negara tujuan. Saat tiba di Surabaya, kontainer akan dilakukan stuffing container. Biasanya rute ini digunakan untuk negara yang terbilang jauh, kecuali jika ekspor ke Malaysia maka pengirimannya dapat dilakukan melalui jalur laut Kaltara.

“Tapi tidak banyak juga jumlahnya kalau ke Malaysia, biasanya Tarakan langsung ke Tawau,” tukasnya.

Sejauh ini, komoditas udang masih dinilai mendominasi dibandingkan komoditas lainnya untuk dipasarkan ke luar negeri. Meski terdapat beberapa komoditas hasil perikanan lainnya yang saat ini mulai dilirik negara-negara besar di Benua Asia.

Baca Juga :  Pertemuan Sosek Malindo, Peningkatan Kesejahteraan Wilayah Perbatasan Dibahas

“Saat ini semua permintaan dari informasi yang kami dapat itu berjalan dengan baik. Semuanya terpenuhi saja apa yang diminta oleh negara tujuan. Ini angkanya termasuk besar karena pertahunnya bisa sampai Rp 1 triliun,” pungkasnya.(*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Ramli 

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2636 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *