Warga Desa Tanjung Karang Sebatik Bikin Pupuk dari Limbah Rumah Tangga dan Kotoran Walet

benuanta.co.id, NUNUKAN – Kelompok Tani Belimbing, Warga Desa Tanjung Karang, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan mengubah sampah organik dengan memanfaatkan limbah rumah tangga dan kotoran walet menjadi pupuk kompos.

Sampah organik sering mereka buang bahkan dibiarkan begitu saja karena belum tahu cara mengolah sampah menjadi kompos. Pupuk kompos saat ini memiliki harga jual di pasaran.

Amirudin, Ketua Kelompok Tani Belimbing Desa Tanjung Karang, mengatakan pembuatan pupuk kompos dan pupuk organik cair untuk mengembangkan pertanian, salah satu kendala saat ini tingginya biaya oprasional pembelian pupuk.

Untuk mensiasati hal itu, dia berinisiatif membuat pupuk sendiri sehingga ke depan warga sekitar bisa bercontoh padanya untuk membuat pupuk sendiri, di mana bahan bakunya sangat mudah didapat dan tersedia di lingkungan sekitar, terutama air beras, sayuran dan kotoran burung walet.

Baca Juga :  Rencana Kenaikan Status Kelas Imigrasi Nunukan dapat Lampu Hijau

“Pupuk kompos padat dan pupuk organik cair akan memberikan manfaat bagi tanaman yang diolah tidak menggunakan modal yang besar, bahkan bisa dikerjakan di rumah,” kata Amirudin.

Kepala Desa Tanjung Karang, Faisal mengatakan melihat langkanya pupuk di pasaran, sehingga melihat sumber daya yang mereka bisa dapat seperti kotoran walet dan libah rumah tangga di desanya sehingga muncul ide kreatif untuk melakukan percobaan.

“Setelah kami coba dan kami pakai di tanaman seperti cabe ternyata itu berhasil,” kata Faisal, kepada benuanta.co.id, Ahad, 5 Mei 2024.

Lanjutnya, dengan adanya pupuk yang mereka olah dan telah diaplikasikan ketanaman hingga saat ini masih bertahan walaupun dimusim kemarau. Sedangkan tyjuan diciptakannya pupuk ini adalah untuk memudahkan para petani mendapatkan pupuk dengan memanfaatkan limbah rumah tangga dan juga kotoran walet.

Baca Juga :  Terlibat Pengeroyokan, Empat Pemuda di Nunukan Terancam Bui

“Sayur yang ditanam menggunkan pupuk itu lebih segar tanpa zat kimia berbahaya,” jelasnya.

Menambahkan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Sebatik, Zamsir mengatakan dilihat dari kebutuhan di Desa Tanjung Karang termasuk bahan baku yang berlimpah sehingga bisa memanfaatkan yang ada di sekitar, bukan hanya sekeder menciptakan mengambil bahan dari luar daerah tersebut.

Untuk bahan pembuatan pupuk sangat mudah didapat seperti air beras, limbah rumah tangga seperti sayuran dan ikan itu bisa digunkan atau di jadikan pupuk organik.

“Dengan adanya pupuk organik sayur-sayur kita akan sehat di konsumsi oleh masyarakat,” ujarnya.

Baca Juga :  Masih Ada Wilayah Blank Spot di Sebakis, Warganya Sulit Akses Internet

Sekretaris Camat (Sekcam) Kecamatan Sebatik, Abdul Rahman menyatakan pihak pemerintah kecamatan akan terus mendukung setiap program atau inovasi yang diciptakan oleh kepala desa dan petani yang berada di wilayah Kecamatan Sebatik.

Menurutnya, dengan adanya pupuk kompos buatan petani desa Tanjung Karang tersebut diharapkan dapat membantu ketersediaan pupuk khususnya di wilayah kecamatan Sebatik yang diketahui sebagai wilayah perbatasan ketersediaan pupuk sangat sulit.(*)

Reporter: Darmawan

Editor: Ramli 

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2827 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *