Pemkot Tarakan Bakal Ikut Kelola Wisata Rumah Adat Baloy Mayo

benuanta.co.id, TARAKAN – Tak pernah diperhatikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan akan membangun sinergitas dengan pihak Adat Besar Tidung Kalimantan untuk mengelola Wisata Baloy Mayo Adat Tidung.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Penjabat (Pj) saat melakukan kunjungan sekaligus melaksanakan prosesi penerimaan secara adat pada Kamis, 18 April 2024 kemarin.

Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan rumah adat Baloy Mayo yang luasnya kurang lebih 16 hektare ini merupakan aset kebanggaan Kota Tarakan yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah.

“Perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah kota Tarakan sehingga terbangun sinergi dan kolaborasi dalam mengembangkan destinasi wisata,” ujarnya.

Dibutuhkan support dan kontribusi sekaligus mitra Pemkot Tarakan dalam mengembangkan wisata di Kota Tarakan khususnya Rumah Adat Baloy Mayo.

Melihat aset yang dibangun dari awal secara mandiri oleh pihak Adat Besar Tidung Kalimantan, menurutnya merupakan hal yang luar biasa. Ia akan memikirkan model dan konsep agar tujuan wisata tersebut tidak hanya menjadi kebanggaan Adat Besar Tidung namun juga untuk masyarakat dan Pemkot Tarakan.

Baca Juga :  Sempat Kosong, 4.000 Blanko SKCK Kembali Tersedia di Polres Tarakan

“Sehingga mendatangkan wisatawan yang tidak hanya dari wilayah Kaltara tapi juga luar wilayah Kaltara. Saya rasa bisa membantu mendorong perekonomian di Kota Tarakan,” ungkapnya.

Terkait hal tersebut, Kepala Adat Besar Tidung Kalimantan, AP H Mochtar Basry Idris mengatakan ada benarnya apa yang di katakan oleh Pj Wali Kota Tarakan. Hal ini berguna untuk mengembangkan pariwisata di Kota Tarakan.

“Kita tidak sendiri. Bagusnya kita sama-sama pariwisata supaya kita bisa kembangkan dengan corong pariwisata itu bisa berkembang, saya juga bisa masukkan di google di YouTube juga bisa tapi bukan itu yang saya maksud,” jelasnya.

Menurutnya bangunan yang berlokasi di Jalan Aki Balak ini, merupakan aset pemerintah sehingga pemerintah harus memperhatikan. Tak hanya itu saja, menurutnya alasan lain pemerintah harus ambil andil dalam memelihara wisatawan tersebut karena bangunan ini berdiri di Kota Tarakan.

Baca Juga :  BPBD Tarakan Ciptakan Inovasi Mitigasi Bencana di Lingkungan Sekolah

Meskipun ia yang membangun wisata tersebut, ia berharap pemerintah dapat mengambil bagian untuk membackup dan membantu memelihara.

“Terima kasih kepada Pak Pj Wali Kota sudah mau berkunjung ketempat saya jadi sudah memahami bagaimana cara pembangunan ini. Jadi kita ingin bekerja sama dengan pemerintah kalau pariwisata juga ada untuk menarik iuran pembayaran seperti di Amal , boleh. Jadi kita menarik itu tidak secara liar,” terangnya.

Ia pun menegaskan tempat yang ia bangun tersebut, tidak memandang suku dan agama yang ingin datang untuk berwisata. Semua orang dapat berkunjung tetapi dengan syarat tetap mematuhi aturan yang telah dibuat.

Baca Juga :  Batal Diambil Jokowi, Sapi Kurban Presiden Terjual Rp 90 Juta

“Tempat saya ini tidak memandang suku, suku siapa aja boleh masuk asal mengikuti aturan yang kita buat. Misalnya harus pemberitahuan kapan dia masuk jadi kita siapkan tempatnya.

Seperti kemarin orang merayakan paskah itu boleh, untuk merayakan umat Islam juga boleh. Cuma orang nda berani karena tidak tahu dan pemerintah pun tidak pernah kesini,” tegasnya.

“Saya tidak marah kepada pemerintah baik wali kota dulu sampai sekarang tidak pernah. Karena itu terima kasih kepada beliau (Pj. Wali kota Tarakan) yang sudah mau berkunjung ke tempat kami,” tutupnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2725 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *