Duh! Bocah di Nunukan Nyaris jadi Korban Penculikan 

benuanta.co.id, NUNUKAN – Seorang anak berusia 10 tahun berinisial RAF, warga RT 7 Kelurahan Nunukan Selatan nyaris jadi korban penculikan oleh 3 pria tidak dikenal pada Kamis (18/4/2024).

RAF merupakan pelajar kelas IV SDIT Ibnu Sina sempat dibawa paksa oleh para pelaku dari rumahnya hingga sejauh lebih kurang 500 meter.

Namun, putra tunggal pasangan suami isteri Hasbula (36) dan Siriana (38) tersebut berhasil lolos tangan para pelaku, setelah korban nekat berteriak minta tolong yang membuat para pelaku lari kocar-kacir meninggalkan korbannya sendirian di tengah hutan kota.

“Selama libur sekolah, kalau pagi hari, RAF memang biasa sendirian di rumah karena ibunya bekerja sebagai guru di SMA Negeri 2 Nunukan. Sedangkan saya belum kembali dari tempat kerjaan,” kata Hasbulah, Jumat, (19/4/2024).

Baca Juga :  HUT Kabupaten Nunukan Dimajukan, Ini Sebabnya

Setibanya di rumah dari bekerja, Hasbulah merasa heran karena mendapati rumah dalam keadaan kosong. Apalagi bagian pintu belakang rumah yang biasanya selalu terkunci dari dalam hanya ditutup rapat.

Karena tidak biasa akhirnya dia mencari RAF. Mulai dari sekitar rumah sampai pada beberapa tempat yang agak jauh yang diduga lokasi biasa dia bermain bersama-kawan-kawannya.

“Hampir satu setengah jam saya mencari dia (RAF) namun tidak ketemu. Tapi setelah saya kembali lagi ke rumah untuk kedua kalinya, barulah saya melihat RAF,” ujarnya.

Saat ditemukan, wajah bocah tersebut sangat pucat sambil menangis. Ada beberapa luka goresan kecil pada bagian kaki serta bentol-bentol akibat gigitan nyamuk di sekujur tubuhnya.

Di tengah isak tangis dan masih merasa ketakutan, RAF lalu menceritakan bahwa dirinya baru saja dibawa pergi secara paksa oleh 3 orang pria dewasa tidak dikenal masuk ke dalam hutan kota.

Baca Juga :  Penyelundupan Miras di Sei Menggaris Digagalkan Satgas Pamtas

Kepada orang tuanya, RAF menceritakan pintu rumahnya digedor oleh 3 pria tak dikenal yang mengenakan masker. Satu dari 3 pria tersebut lalu menanyakan apakah di rumah tersebut ada orang tuanya atau tidak.

Setelah memastikan RAF hanya seorang diri, ketiga orang tersebut dengan cepat mencengkram kuat tangan dan bahunya RAF untuk dibawa ke hutan kota.

“Saya ketakutan karena terus dibentak-bentak, disuruh berjalan lebih cepat lagi,” kata RAF saat menceritakan kejadian tersebut.

Setelah cukup jauh, terlihat ada beberapa orang yang diduga para pekerja Dinas Lingkungan Hidup Daerah (DLHD) Nunukan yang sedang bertugas membersihkan lingkungan hutan kota. Kondisi saat itu dimanfaatkan RAF berteriak sebanyak dua kali untuk meminta pertolongan tolong.

Baca Juga :  ULP di Pos Imigrasi Sebatik Resmi Beroperasi

Teriakan bocah tersebut tidak terdengar oleh para pekerja DLHD tapi membuat para pelaku merasa panik serta kebingungan lalu melarikan diri.

“Mereka larinya berpisah. Dua orang lari ke kanan menuju arah pintu gerbang Hutan Kota, terus ke jalan raya. Yang satunya lagi, lari ke arah kiri menerobos semak-semak. Lepas dari tiga orang itu saya memanfatkan untu lari menuju pulang ke rumah dan bertemu ayah,” tutupnya. (*)

Reporter:Darmawan

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2719 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *