Produk Parcel di 29 Sarana Disidak BPOM Tarakan 

benuanta.co.id, TARAKAN – Menjelang Hari Raya Idul Fitri, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Kota Tarakan melakukan Inspeksi Mendadak (Sidak) di 29 sarana yang ada di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).

Pelaksanaan sidak atau intensifikasi pangan dilakukan pihak BPOM karena kebutuhan pangan masyarakat yang cukup besar saat menjelang Idul Fitri.

Kepala BPOM Tarakan, Herianto Baan mengungkapkan pada momen tersebut para pelaku kejahatan akan menggunakan kesempatan tersebut untuk mengedarkan produk-produk yang tidak memenuhi syarat.

“Menjelang Idul Fitri kebutuhan pangan masyarakat itu cukup besar bisa menjadi cela pelaku usaha atau pelaku kejahatan untuk mengedarkan produk-produk tidak memenuhi syarat seperti kadaluarsa, rusak bahkan tanpa izin edar,” ujarnya.

Baca Juga :  Pemkot Beri Seminggu untuk Kosongkan THM bagi Tenant yang Tidak Menyewa

Dari 29 sarana yang telah di periksa oleh pihaknya, ditemukan sarana 8 yang tidak memenuhi syarat. Pada temuan tersebut didominasi oleh produk tanpa izin edar. Ia pun membeberkan Kaltara merupakan salah satu provinsi yang peredaran produk pangan tanpa izin paling besar.

Hal tersebutlah yang menjadi atensi hingga saat ini. Selain itu, pihaknya juga menemukan produk kadaluarsa dan produk rusak meskipun presentasinya tidak sebesar produk tanpa izin.

“Sudah tahap 4 ini ada 8 sarana. Masih ada tahap 5, 6. Sebagaian besar dari Malaysia (produk tanpa izin edar),” ungkapnya.

Baca Juga :  Dinsos Tarakan Kucurkan Rp 10,2 Miliar Bayar Iuran BPJS Kesehatan untuk Masyarakat Kurang Mampu

Terkait hal tersebut, pihaknya sangat gencar melaksanakan produk tanpa izin edar. Selain itu, produk tersebut tidak memiliki jaminan dari BPOM sehingga bisa saja mengakibatkan masalah di masyarakat.

“Ini kami mau sampaikan kenapa kami gencar melaksanakan pengawasan produk tanpa izin edar. Pertama produk ini tidak ada jaminan BPOMnya otomatis produk ini kalau ada masalah berbahaya bagi masyarakat,” tegasnya.

Rata-rata produk tanpa izin tersebut berasal dari luar negeri sehingga tidak mendatangkan keuntungan bagi negara. Mulai dari segi pajak hingga menurunkan tingkat konsumsi masyarakat kepada produk dalam negeri.

Baca Juga :  Pemkot Tarakan Guyur Rp 2 Miliar Tangani Jalan Seroja

“Orang negara sebelah yang merasakan keuntungannya. Istilahnya kalo tentara perang simetris dimana negara luar menyerang kita lewat perdagangan ekonomi. Inilah kita mau coba sampaikan kepada masyarakat supaya masyarakat sadar,” pungkasnya. (*)

Reporter: Sunny Celine

Editor: Nicky Saputra 

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2703 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *