benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Utara, Wahyu Indra Sukma mengungkapkan penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard atau yang lebih dikenal (QRIS) sebagai salah satu kanal pembayaran non tunai di wilayah Kaltara, semakin meningkat seiring dengan upaya perluasan serta edukasi transaksi digital saat ini.
Jumlah penduduk Kaltara yang telah menggunakan QRIS hingga triwulan IV 2023 berjumlah 82.054 penduduk, bertambah sebesar 9.831 penduduk atau meningkat 13,61 persen dari triwulan sebelumnya.
“Adapun selama tahun 2023, jumlah pengguna QRIS terus meningkat sebanyak 118 persen,” katanya, Sabtu (16/3/2024).
Peningkatan tersebut menunjukkan semakin besarnya ketertarikan masyarakat Kaltara dalam menggunakan QRIS sebagai pilihan kanal pembayaran non tunai yang universal, gampang, untung, dan langsung untuk melakukan transaksi pada kehidupan sehari-hari.
“Memperluas penggunaan QRIS secara merata, KPw BI Kaltara melakukan upaya perluasan edukasi penggunaan QRIS ke berbagai lapisan masyarakat, melalui berbagai program maupun kolaborasi kegiatan dengan stakeholders lainnya,” jelasnya.
Peningkatan jumlah pengguna QRIS di wilayah Kaltara diikuti oleh meningkatnya jumlah merchant QRIS di Kaltara yang tergambar pada peningkatan jumlah National Merchant Respository (NMR). Pada triwulan IV 2023 tercatat jumlah merchant QRIS di Kaltara sebanyak 76.941 merchant dan bertambah pesat sebanyak 6.392 merchant dari triwulan sebelumnya.
“Adapun distribusi merchant di Kaltara masih terpusat di Kota Tarakan yang memiliki pangsa sebesar 46,11 persen, diikuti oleh Kabupaten Nunukan dan Bulungan sebesar 23,91 persen dan 19,86 persen, dimana terdapat peningkatan pangsa pada Bulungan,” tuturnya.
Selain itu, merchant kategori Usaha Merchant Mikro (UMI) masih mendominasi kontribusi sebesar 65,95 persen dari total merchant yang terdaftar menjadi merchant QRIS. Adapun banyaknya merchant kategori UMI ini sesuai dengan persentase jumlah merchant kategori UMI yang mendominasi dari seluruh merchant yang ada di Indonesia sebesar 99% (Kemenkop UKM, 2021).(*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Ramli