benuanta.co.id, TANJUNG SELOR – Digadang – gadang bakal menjadi penyangga ekonomi dan ketahanan pangan untuk Ibu Kota Negara (IKN) baru yang ada di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim).
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) ternyata sudah lama melakukan persiapan untuk menjadi penyangga ekonomi dan ketahanan pangan IKN.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara, Heri Rudiono.
Ia mengatakan sejak ditetapkannya Lokasi IKN yang baru, Pemprov Kaltara terus berupaya melakukan modernisasi dan perluasan lahan pertanian, sebagai persiapan untuk menjadi penyangga ekonomi IKN.
“Karena kita melihat letak geografis Kaltara yang sangat dekat dengan IKN, sehingga kita ingin menjadi wilayah produksi pertanian dan menjualnya ke sana,” kata pria yang akrab disapa Heri pada Kamis, 25 Januari 2024.
Dalam upaya mempersiapkan Kaltara sebagai penyangga penyangga ekonomi dan ketahanan pangan IKN. Perluasan lahan pertanian, modernisasi pertanian hingga peningkatan kuantitas dan kualitas petani pun terus dilakukan oleh DPKP Kaltara.
Seperti memberikan bantuan alat pertanian baru, melakukan pelatihan SDM melalui program petani milenial hingga membantu menyediakan pupuk dan bibit pertanian kepada para petani.
“Jadi penambahan luas lahan pertanian juga harus singkron dengan jumlah petaninya. Makanya kita selalu anak muda untuk bertani melalui program petani milenial,” lanjutnya lagi.
“Lalu kita dorong juga para petani ini dengan meningkatkan hasil produksi ketahanan pangan, agat nantinya hasil produksi kita cukup untuk menghidupi wilayah sendiri dan menyediakan hasilnya untuk dijual ke IKN,” terangnya.
Meski hasil produksi tani padi sendiri saat ini masih jauh dari target. Namun diakui oleh Heri, selama 3 tahun ini hasil produksi pertanian di Kaltara sudah menunjukan peningkatan.
“Idealnya hasil produksi kita harusnya 80 ribu ton pertahunnya tapi saat ini masih diangka 35 ribu ton. Makanya peningkatan hasil produksi ini terus kita upayakan, karena sebelumnya hasil produksi kita tidak sampai 30 ribu ton,” pungkasnya. (*)
Reporter : Osarade
Editor: Nicky Saputra