BMKG Catat Suhu Terpanas di Tarakan Tahun 2023 Capai 35 Derajat Celcius

benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan mencatat suhu panas selama tahun 2023 di Kota Tarakan rerata 27,9 derajat celcius dengan suhu minimum 22,2 derajat celcius pada 16 Januari 2023 dan suhu maksimum 35 derajat celcius pada 14 Mei 2023.

Sementara untuk kelembapan udara sepanjang  2023 tercatat kelembapan minimum 53 persen pada 7 Desember 2023. Selanjutnya untuk curah hujan sendiri, BMKG mencatat curah hujan maksimum harian 167,5 mm pada 10 September 2023, untuk curah hujan maksimum dasarian atau per 10 hari tertinggi pada Mei 2023 sebesar 327,4 mm. Untuk curah hujan maksimum bulanan tertinggi tercatat Mei 2023 sebesar 545 mm.

Baca Juga :  Bea Cukai Tarakan Realisasikan Target Sebesar 46 Persen pada Semester Pertama

“Sementara untuk jumlah curah hujan yang tercatat sampai 28 Desember 2023 kemarin sebesar 3.842,7 mm,” kata Kepala BMKG Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi kepada awak media, Jumat (29/12/2023).

Ia melanjutkan, untuk penguapan sendiri terjadi sepanjang 2023 pada Agustus 2023 sebesar 14,7 mm. BMKG juga mencatat hari terjadinya guntur selama 2023 yakni sebanyak 114 kali. Sementara untuk kecepatan angin yang terukur maksimum 20 km per jam pada Oktober 2023.

Dalam melakukan metode penghitungan, misalnya hujan, pihaknya melakukan penghitungan berdasarkan hari hujan. Baik untuk kejadian hujan perhari, perbulan dan pertahunnya. Setiap kali terjadi hujan, curah hujan yang ditimbulkan cenderung berbeda, tergantung cuaca yang ada.

“Itu semua frekuensi terjadi hujan sudah tercatat secara manual. Misal dalam November itu ada 24 hari hujan. Kita melakukan pengukuran untuk curahnya dalam satuan milimeter tadi,” lanjutnya.

Baca Juga :  Polisi Kejar Terduga Pelaku Pemerasan Anggota Dewan 

Untuk wilayah Tarakan yang tak kenal musim, hujan dapat terjadi di spot mana saja. Seperti yang diketahui, terkadang hujan hanya terjadi di sebagian wilayah saja di Kota Tarakan, sementara untuk wilayah lain tak terdampak hujan. Fenomena ini disebut hujan lokal atau hujan yang terjadi secara tidak merata.

“Itu kita melihat dari pola anginnya, di wilayah Kaltara ini ada dua jenis pola angin, ada pola angin Timuran yang berasal dari perairan Utara Sulawesi kearah daratan Kaltara. Kemudian pola angin Baratan berasal dari daratan Utara Kalimantan ke daratan Timur Kaltara. Jadi hujan tidak merata karena pola angin Timuran tadi,” beber Sulam.

Baca Juga :  Dinsos Tarakan Kucurkan Rp 10,2 Miliar Bayar Iuran BPJS Kesehatan untuk Masyarakat Kurang Mampu

Untuk fenomena hujan lokal sendiri di Tarakan terjadi antara pagi hingga siang hari. Lantaran pada waktu tersebut cenderung didominasi pola angin Timuran. Seperti yang terjadi pada 21 Desember 2023 lalu, pihaknya mengeluarkan peringatan cuaca di sebagian wilayah Tarakan saja.

“Kalau pola angin Baratan hujannya cenderung merata,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2639 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *