benuanta.co.id, Tanjung Selor – Persoalan stunting masih menjadi persoalan yang dihadapi pemerintah daerah di Kalimantan Utara (Kaltara). Oleh karena itu, penurunan angka stunting di provinsi ke-34 ini menjadi atensi pemerintah.
Menanggapi hal ini Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappeda-Litbang) Provinsi Kaltara, Bertius mengatakan dalam waktu dekat pihaknya akan mengagendakan rembuk stunting.
Ia mengakui jumlah stunting di Kaltara masih relatif tinggi 22,1 persen di tahun 2023. Sementara target nasional 2024 harus 14 persen, dalam rembuk stunting yang nantinya akan diselenggarakan pada 22-23 Agustus mendatang pihaknya akan memanggil kabupaten kota dalam hal ini Bappeda-Litbang.
“Bapenda akan memaparkan atau mengekspose pelaksanaan penurunan stunting di kabupaten kota masing-masing,” ucapnya, Rabu (16/8).
Ia juga menyebutkan prilakunya diri sendiri dan juga masyarakat harusnya disadari, bahkan dengan kondisi alam saat ini masyakarat masih ada yang memanfaatkan kehidupan sehari-hari dengan dukungan tradisional.
Dijelaskannya, dukungan tradisional tersebut juga dibilang tidak jelas, sepanjang hal itu bisa di memenets dengan baik. Namun di pengaruhi dengan saran dan prasarana contohnya dengan sanitasi yang baik, ari bersih yang bisa masuk dalam rumah juga perlu diperhatikan.
“Kalau dia (masyarakat) punya toilet tapi untuk mendapatkan air bersih susah, akhirnya toilet tidak bisa dimanfaatkan, dan dia lebih memilih ke sungai itu juga mempengaruhi pola hidup, dan mempengaruhi pola hidup anak,” ucapnya Rabu (16/8).
Pertumbuhan pola hidup anak juga dipengaruhi oleh gizi, adapun dari lima kabupaten kota yang masih bisa dikatakan tinggi angkat stuntingnya kata Bertius, berada di Nunukan dan KTT.
“Itu juga sudah kami bahas dan sudah dilakukan kunjungan monitoring ke Nunukan dan KTT, mudahan-mudahan ada penurunan,” katanya.
Adapun untuk kabupaten Bulungan, diakuinya Bertius penekanan angka stunting terbilang jauh lebih baik dari kabupaten kota lainnya. (*)
Reporter: Ike Julianti
Editor: Nicky Saputra