Eksistensi Sapi Lokal Tarakan Masih Kalah Pamor dengan Penggemukan

benuanta.co.id, Tarakan – Inseminasi Buatan (IB) di Kota Tarakan belum sepenuhnya berjalan. Hal itu disebabkan masih mendominasinya penggemukan sapi yang dilakukan oleh peternak. Sehingga, keinginan untuk memiliki sapi lokal secara konsisten belum bisa diterapkan.

Dokter Hewan Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan, drh. Budi Setiawan menjelaskan di Tarakan saat ini hanya mampu melakukan IB. Inseminasi buatan pada ternak sapi dilakukan dengan maksud agar sel telur yang diovulasikan sapi betina dapat dibuahi oleh sperma sehingga sapi tersebut menjadi bunting dan melahirkan anak. Pada IB ini sperma sapi diambil dari wilayah jawa yang dikirimkan dalam bentuk beku (semen) ke Tarakan. Pemasukan semen ini dilakukan disaat sapi betina sedang birahi.

“Kawin buatan lah. Itu yang masih memungkinkan atau kawin alami. Tergantung program pemerintah Kota Tarakan atau Provinsi Kaltara lah,” katanya kepada Benuanta, Senin (19/6/2023).

Baca Juga :  Sosialisasi Manfaat Program bagi Apotek dan Klinik se-Kabupaten Bulungan

Ia melanjutkan, di wilayah Kaltara sendiri, baru Kabupaten Nunukan terkenal dengan pembibitan sapi. Hal inipun telah diprogramkan sejak 2014 silam. Adapun untuk wilayah Tarakan, IB ini sudah dilakukan hanya saja belum maksimal sehingga pengiriman sapi dari luar daerah masih menjadi andalan bagi pemerintah.

“Kalau kawin buatan ini sudah bisa disebut sapi lokal. Biasanya dari dinas terkait itu ada petugas inseminasi buatan. Sudah sapi lokal karena dibudidayakan,” lanjut dia.

Dalam pengiriman semen ini tentu menjadi pengawasan dari Balai Karantina Pertanian. Persyaratannya pun sama halnya dengan pengiriman ternak sapi dari luar daerah seperti melampirkan sertifikat karantina dari daerah asal. Menurutnya, masifnya program IB ini tentu kembali lagi terhadap kebijakan daerah.

“Ya mau tidak daerah menerapkan itu. Salah satu program yang berhasil untuk perkawinan silang di Kabupaten Donggala. Yang mana menggabungkan sapi bali dengan sapi brahman cross dari Australia. Karena itu salah satu program pemerintah di sana. Kalau pemerintah ada kemauan jangankan Tarakan, Kaltara saja bisa. Karena kita ada lahan untuk itu,” pungkasnya.

Baca Juga :  Jokowi Terbitkan Perpres Distribusi Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan Kota Tarakan, Elang Buana menegaskan 90 persen sapi di Tarakan telah dikawinkan melalui IB. Namun, hal ini masih dikembalikan lagi ke permintaan para petani.

“Semisal petani meminta IB sapi bali. Itu bisa. Kalau petani mintanya sapi bali kami pakai sperma sapi bali. Ini tergantung permintaan petani,” tegasnya.

Dalam mengawinkan sapi melalui teknik inseminasi ini, Elang mengatakan melihat dari aspek sapi yang sudah pernah melahirkan. Jika sapi tersebut sudah pernah melahirkan, maka waktu yang tepat melakukan inseminasi untuk proses kelahiran anak sapi selanjutnya.

Baca Juga :  Jokowi Terbitkan Perpres Distribusi Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan

Disinggung menyoal penerapan sebagai program pemerintah dalam bidang peternakan, menurutnya hal ini telah dilakukan sejak lama. Pengambilan sapi dari luar pun juga untuk proses budidaya penggemukan sapi selama 6 bulan. Adapun di Tarakan, masih mengandalkan peternakan guna penggemukan.

“Kalau budidaya lama mencari keuntungan. Kita mencari bibit-bibit. Kalau sapi kurus dan harganya murah itu kita beli. Ada potensi dapat digemukan. Keuntungan budidaya itu jauh lebih lama dibandingkan penggemukan. Tapi kita ini memang mendesak kemarin sehingga proses penggemukan tidak berjalan maksimal karena sempat kosong (sapinya),” pungkas Elang. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Nicky Saputra

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2703 votes

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *