benuanta.co.id, TARAKAN – Maraknya hubungan seksual berisiko dan seringnya bergonta-ganti pasangan dapat menimbulkan sejumlah penyakit infeksi menular seksual (IMS).
Berdasarkan sata Dinas Kesehatan (Dinskes) Kota Tarakan, yang diperoleh dari seluruh fasilitas kesehatan (Faskes) di seluruh Kota Tarakan. Total pemeriksaan penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) pada tahun 2022, terdapat 324 pasien dari hasil pemeriksaan yang mengidap penyakit IMS.
Dari hasil tersebut kemudian ditemukan 54 kasus sifilis yang di dalamnya merupakan sifilis akut dan sifilis dini atau infeksi awal. Sementara, pada tahun 2023 mulai Januari hingga april, terdapat 131 hasil pemeriksaan IMS, khusus untuk sifilis, terdapat 27 kasus dengan penemuan dini, dan tahap lanjutannya terdapat 2 kasus.
Administrator kesehatan Ahli Muda Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tarakan, Bahriyatul Ulum menjelaskan, sifilis merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan sering bergonta-ganti pasangan, berhubungan seksual yang tidak sehat, dan hubungan seksual tanpa pengaman. Penyakit sifilis disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum.
“Sifilis secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sifilis kongenital atau ditularkan dari ibu ke janin selama dalam kandungan, dan sifilis yang didapat acquired atau ditularkan melalui hubungan seks atau jarum suntik dan produk darah yang tercemar,” ucapnya.
Dituturkan Bahriayatul, pihaknya melakukan program Triple Eliminasi yang bertujuan memutuskan penularan (Human Immunodeficiency Virus), sifilis dan hepatitis B pada ibu hamil kepada bayinya. Jadi, seluruh ibu hamil yang melakukan kunjungan ke Puskesmas se-Kota Tarakan pasti akan melalui tahap pemeriksaan tersebut.
“Jika ibu hamil ditangani dengan baik, harapannya tidak menular ke anaknya saat lahir, saat melakukan skrining terhadap ibu hamil, tidak dipungut biaya, ” ucapnya.
Bahriyatul membeberkan, Dinkes Kota Tarakan melakukan skrining atau penjaringan kesehatan dengan cara mobile VCT atau kegiatan pencarian penderita HIV/AIDS secara mobile/keliling yang menyasar ke sasaran kelompok beresiko. Dalam kegiatan tersebut, Dinkes Kota Tarakan mendapatkan temuan pasif maupun aktif terhadap penyakit IMS terkhusus sifilis.
“Biasa ada yang orang mendaftarkan diri untuk diperiksa saat dilakukan mobile VCT, karena lebih baik melakukan pencegahan diawal, tim kami akan merahasiakan identitas pasien,” ungkapnya.
Kendati demikian, penyakit IMS dapat dicegah, cara yang paling aman yakni setia terhadap pasangan, menghindari hubungan seksual yang berisiko, dan selalu menjaga kebersihan diri. Penderita sifilis bisa sembuh total, namun, jika kembali melakukan hal yang berisiko, ada kemungkinan dapat kembali terkena sifilis.
Penyakit sifilis hanya penyakit infeksi menular seksual yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, jika hanya bertukar pakaian tidak semudah itu penularannya, namun yang berisiko jika melakukan hubungan seksual dengan penderita sifilis.
“Sebagai imbauan kepada masyarakat, jangan takut terkait dengan jenis penyakit IMS yang timbul. Jika kita merasakan sakit, atau kita pernah melakukan prilaku hubungan seksual berisiko dan muncul gejala, atau ingin mengetahui status kita, silakan datang ke Puskesmas terdekat. Seluruh kerahasiaan akan dijaga. Jika penderita sifilis dapat berobat dengan tuntas dengan mengikuti arahan petugas kesehatan dijamin akan sembuh.” Tutup Bahriyatul.(*)
Reporter: Okta Balang
Editor: Yogi Wibawa