Pertamina Depo Bakal Dirikan SPBUN Sementara untuk Nelayan

benuanta.co.id, TARAKAN – Pihak Pertamina Depo turut menindaklanjuti keluhan dari nelayan kepada Presiden RI, Joko Widodo terkait BBM subsidi. Pihaknya pun telah meninjau lokasi untuk bertemu dan melakukan audiensi dengan para nelayan.

Dalam audiensi tersebut, turut dihadiri juga oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Kaltara dan Pemkot Tarakan.

Saat dikonfirmasi, Sales Branch Manager Rayon V Kaltimut Pertamina Depo Tarakan, Azri Ramadan menjelaskan tindak lanjut pihaknya mewacanakan pendirian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN) di daerah Tanjung Batu, yang saat ini sudah dalam pemerataan lahan.

Baca Juga :  Tumpah Ruah Pengunjung di Pasar Ramadan Marconi

“Untuk izin sudah ada namun beberapa ada yang belum. Sebenarnya pengajuannya sudah berproses sebelum Presiden berkunjung,” jelasnya, Selasa (14/3/2023).

Setelah adanya keluhan pada kunjungan Presiden Jokowi, Pertamina ingin adanya percepatan pembangunan SPBUN tersebut. SPBUN di Tanjung Batu ini ditargetkan bisa beroperasi dengan menggunakan bangunan sementara.

Azri melanjutkan, nantinya SPBUN di Tanjung Batu dapat menjadi tempat penyalur BBM bagi nelayan yang ada di sekitar Tanjung Batu dan Tanjung Pasir.

Baca Juga :  Satpol PP Tarakan Ingatkan Pedagang Takjil Tak Jualan di Pinggir Jalan

“Tapi meskipun bersifat sementara sembari bangunan SPBUN yang dibangun selesai, kita pastikan bangunan sementara itu nantinya tetap akan sesuai dengan kaidah keselamatan,” lanjutnya.

Pelayanannya pun nanti menggunakan cating agar lebih cepat. Sementara untuk instalasi dispenser dan sebagainya masih membutuhkan waktu yang lama

“Kita berusaha satu bulan kemudian bisa beroperasi,” sebut dia.

Baca Juga :  Dilarang Berjualan Pakaian Bekas Impor, Pedagang Minta Solusi Pemerintah

Ia pun berharap dalam pembangunan bangunan SPBUN sementara tidak menemui kendala seperti cuaca dan ketersediaan material. Dengan begitu, SPBUN dengan bangunan sementara bisa beroperasi dalam kurun waktu sebulan ke depan.

“Ternyata BBM yang digunakan mereka itu tidak hanya solar namun mereka juga banyak menggunakan Pertalite. Kapal mereka juga ketika kita survei, menggunakan mesin tempel yang berbahan bakar Pertalite,” pungkasnya. (*)

Reporter: Endah Agustina

Editor: Yogi Wibawa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *