benuanta.co.id, TARAKAN – Perubahan cuaca yang sering terjadi di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara) dapat mengakibatkan beberapa kendala di antaranya tanah longsor, banjir, hingga gelombang tinggi. Mengenai hal ini. Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan mengeluarkan prediksi cuaca untuk beberapa hari ke depan.
Forecaster BMKG Tarakan, Ida Bagus Gede Yamuna menguraikan perhari ini kondisi cuaca wilayah Tarakan, Bulungan, Malinau dan Kabupaten Tana Tidung masih berpotensi hujan ringan hingga sedang. Sedangkan untuk wilayah Nunukan diprediksi cerah berawan hingga berawan.
“Malam hari ini berpotensi hujan petir di wilayah Tarakan, Bulungan dan KTT. Untuk wilayah lain hujan ringan. Hal ini berlangsung hingga dini hari,” urainya, Senin (13/2/2023).
Untuk prediksi cuaca di Kaltara pada Selasa, 14 Februari 2023 diprediksi cerah berawan hingga berawan pada siang hari. Kemudian pada malam hari terdapat potensi hujan petir di wilayah Tarakan dan Malinau. Sementara wilayah lain diprediksi hujan ringan hingga sedang.
“Untuk dini harinya itu diprediksi berkabut di Bulungan dan KTT. Untuk wilayah lain masih diprediksi cerah berawan hingga berawan,” tuturnya.
Ia melanjutkan, prediksi cuaca pada Rabu, 15 Februari 2023 mendatang ialah cerah berawan hingga berawan dan hujan petir di wilayah Tarakan, Bulungan serta KTT. Untuk wilayah Nunukan dan Malinau masih diprediksi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Ia melanjutkan, ketinggian gelombang sendiri masih dalam kondisi tenang dengan ketinggian 0.5 hingga 1.25 meter untuk Perairan Kaltara. Sementara untuk perairan Sulawesi bagian Barat ketinggian gelombang mencapai 1.25 hingga 2.5 meter.
“Ketinggian gelombang ini berlaku untuk prediksi tiga hari ke depan,” tambah Bagus.
Seperti diketahui, wilayah Kaltara memiliki kondisi cuaca yang tidak menentu. Hal ini dikarenakan wilayah Kaltara berada dekat pada sirkulasi angin berputar dan belokan angin. Sehingga daerah yang berdekatan dengan sirkulasi berputar dan belokan angin maka akan terjadi penumpukan masa udara basah.
“Penumpukan masa udara basah ini juga besar potensinya terhadap pertumbuhan awan hujan di wilayah tersebut,” kata dia.
Ia melanjutkan, untuk kecepatan angin sendiri terdapat risiko tinggi. Pada perahu nelayan kecepatan angin diprediksi lebih dari 15 knots, kapal tongkang kecepatan angin lebih dari 16 knots, kapal Ferry kecepatan angin lebih dari 21 knots dan kapal besar untuk kargo kecepatan angin lebih dari 27 knots.
“Untuk himbauan ke nelayan kami tidak henti-hentinya memberitahukan waspada apabila melihat langit gelap, atau awan membentuk bunga kol itu berpotensi angin kencang. Hal itu berakibat pada tinggi gelombang juga. Perlu waspada juga untuk masyarakat yang beraktivitas di perairan,” pungkasnya. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor : Nicky Saputra