benuanta.co.id, NUNUKAN – Melestarikan bahasa daerah melalui muatan lokal menjadi komitmen para pendidik di SDN 06 Nunukan, Desa Binusan, Kabupaten Nunukan. Tujuannya agar bahasa daerah di Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan tidak punah.
Kepala sekolah SDN 06 Nunukan, Amirullah mengatakan akan mendukung dan sekaligus menerapkan bahasa daerah menjadi muatan lokal, salah satunya adalah bahasa Tidung.
“Belum ada (bahasa daerah) diterapkan di sekolah-sekolah, baik dari bukunya, sehingga dengan adanya program bahasa daerah sebagai muatan lokal,” kata Amirullah kepada benuanta.co.id, Senin 13 Juni 2022.
Wancana bahasa daerah sebagai muatan lokal di sekolah sebelumnya masih dibahas di forum, dia berharap program tersebut bisa berjalan dengan lancar.
Berdasarkan informasi yang didapat dari Kepala Bidang Ketenagaan Kurikulum Sastra dan Perizinan Dinas Pendidikan, direncanakan buku kamus bahasa Tidung akan diluncurkan pada bulan November 2022 mendatang.
“Dengan ini kami berharap generasi muda tidak meninggalkan budaya Tidung yaitu dengan berbahasa Tidung yang santun. Banyak sekali pembelajaran untuk kembali ke bahasa daerah yang harus tetap dilestarikan,” ujarnya.
Kendati demikian, sosialisasi program ini belum dilakukan kepada masyarakat atau siswa. Sebab pihaknya masih menunggu peluncuran kamus bahasa Tidung.
Menaggapi SDN 06 Nunukan yang ditunjuk sebagai proyek percontohan. Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi. Mulai dari tenaga pendidik merupakan suku setempat, sehingga tidak kesulitan dalam pembelajaran ketika buku bahasa Tidung diluncurkan, dan faktor pendukung yaitu Desa Binusan juga berdekatan dengan rumah adat dan mayoritas orang Tidung.
Sementara itu, Kepala Desa Binusan Rudi Hartono menyambut baik rencana adanya bahasa daerah yang dijadikan kurikulum pembelajaran.
Rudi menilai upaya yang dilakukan sangat positif sebagai sarana pembelajaran bahasa Tidung yang santun dan langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Penerapan bahasa Tidung seperti ini sangat penting sebagai salah satu indikator sikap sopan santun terhadap orang yang lebih tua. Jadi saya rasa harus segera dilestarikan dan dikembangkan,” pungkasnya. (*)
Reporter : Darmawan
Editor : Yogi Wibawa