TARAKAN – Sebanyak 1.000 relawan palang merah di 5 provinsi akan menerima pelatihan agar mampu mendukung Pemerintah Indonesia menggenjot program imunisasi polio.
Provinsi tersebut adalah Aceh, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.
Ketua Bidang Kesehatan dan Sosial PMI Pusat, Fachmi Idris, dalam kegiatan Kick Off Kesiapsiagaan Polio PMI di Lantai I Kolbano Room Sotis Hotel, Selasa 2 November 2021 mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan PMI untuk mendukung pemerintah Indonesia agar imunisasi dasar menjangkau seluruh anak, baik melalui Program Imunisasi Nasional, Campak Rubella, maupun program lainnya.
“Penting sekali untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam memberi akses kepada seluruh anak Indonesia agar terhindar dari polio, campak, dan rubella melalui Program Imunisasi Nasional. Relawan PMI merupakan garda terdepan dalam upaya eradikasi polio di Indonesia sehingga perlu untuk fokus pada kegiatan deteksi awal, pencegahan, dan peningkatan kapasitas sumber daya agar mampu melindungi anak-anak di Indonesia dari virus polio,” tegasnya.
Palang Merah Indonesia (PMI) menegaskan komitmen untuk mendukung Program Pemerintah Indonesia dalam mengeradikasi polio pada Peluncuran Program Kesiapsiagaan Polio secara resmi di kota Kupang, NTT.
PMI dengan dukungan dari Federasi PMI dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) akan menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan akses masyarakat melalui program dan layanan imunisasi polio.
PMI akan mendorong peningkatan permintaan vaksinasi serta mengurangi penolakan terhadap vaksin di masyarakat. PMI juga akan meningkatkan pelacakan (surveillans) untuk kasus Lumpuh Layu Akut (Acute Placcid Paralysis).
Fokus pelaksanaan akan menargetkan daerah berisiko tinggi dan memiliki cakupan rendah terhadap program imunisasi polio di lima provinsi, yaitu Aceh, Kalimantan Utara, Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur dan Papua Barat.
PMI akan menggunakan pendekatan pemberdayaan kesehatan masyarakat dan pengurangan risiko bencana serta krisis kesehatan.
Kepala Delegasi Federasi PMI dan BSM (IFRC), Jan Gelfand menambahkan Asia Tenggara seara resmi telah terbebas dari polio sekitar 7 tahun yang lalu, tetapi ia meyakini terdapat potensi bermunculan kembali.
Tantangan di tengah pandemi yang masih berlangsung, lanjutnya memerlukan adanya peningkatan upaya untuk melindungi setiap anak di Indonesia terhadap imunisasi dasar.
“Pandemi tidak boleh menjadi penghalang bagi masyarakat khususnya semua anak-anak Indonesia untuk mendapatkan akses imunisasi dasar, khususnya polio. Dukungan kepada PMI sangatlah penting untuk mencegah kemunculan kembali virus ini,” tukasnya.
Mission Director USAID Indonesia, Ryan Washburn, mengapresiasi Indonesia yang telah behasil mengembangkan integrasi dan koordinasi antar lembaga untuk menyukseskan eradikasi polio.
“USAID gembira dapat bekerja dama dengan Pemerintah Indonesia xan organisasi seperti PMI dan Federasi Palang Merah Internasional dan Bukan Sabit Merah untuk memberantas Polio dan memastikan vaksin polio menjangkau setiap anak di Indonesia, tanpa kecuali,” tegasnya.(adv)
Editor: M. Yanudin