Kondisi Air Baku Krisis, PDAM Keluarkan Skema Penampungan Air ke Warga

benuanta.co.id, TARAKAN – Sepekan terakhir masyarakat Tarakan di beberapa lokasi, termasuk di sekitaran Embung Binalatung Kampung Satu tampak terseok-seok karena sulitnya mengalirnya air PDAM. Hal ini dipicu oleh kondisi cuaca kemarau yang menyebabkan krisis air baku pada Embung Binalatung Kampung 1.

Direktur Utama PDAM Tarakan melalui Kepala Bagian Umum Muhammad Jufri, ST., menerangkan saat ini pihak PDAM Kota Tarakan telah memiliki skema penggiliran air. Yakni 3 hingga 4 hari untuk beberapa wilayah di sekitar Embung Binalatung.

“Penggiliran kita buat tiga hingga empat hari karena proses pengisian pipanya itu satu hari,” ungkapnya Muhammad Jufri kepada benuanta.co.id, Kamis (26/8/2021).

Baca Juga :  Basarnas Kerahkan Puluhan Personel dan Armada dalam Siaga SAR Nataru

Jufri menjelaskan, hal ini dilakukan untuk menjaga pendistribusian air agar keterisiannya bisa terjaga. “Jadi tiga hari itu untuk wilayah yang dekat-dekat dengan embung saja. Ada waktu dua hari untuk menampung air. Sementara untuk area Belakang BRI, Beringin, Mamburungan dan Pantai Amal itu kan jauh, jadi membutuhkan dua hari untuk pengisian pipa dan dua harinya menampung,” imbuhnya.

Meski begitu, ia mengakui saat ini kondisi air baku sangat minim, yang mana hanya berada pada posisi minus 231 sentimeter.

Baca Juga :  Buntut Dugaan Anak SD Terlibat Prostitusi, DPRD Tarakan Agendakan RDP

“Sangat krisis sekali karena dari level paling tinggi yaitu plus satu meter turun dari titik nol menuju minus 230 centi, sudah sampai pada mulut pipa hisapnya jadi sudah tidak bisa diambil,” akunya.

Mensiasati krisis tersebut, pihak PDAM sendiri mengakali hal ini dengan memanfaatkan jalur intek sungai yang ada di Embung Binalatung.

“Makanya kami menggunakan jalur intek sungai yang di Embung, maka dari itu kami selalu himbau ke masyarakat jika dapat jadwal penggiliran agar bisa menampung juga,” tegasnya.

Baca Juga :  Cuaca jadi Atensi KSOP Tarakan Selama Momen Nataru

Sementara itu, Nurul (22) warga Boompanjang, Kelurahan Pamusian ini turut mengeluh dengan kondisi penyaluran air saat ini.

“Sangat susah sekali ya begini, saya tidak punya penampungan profil, jadi hanya mengandalkan tampungan bak mandi saja. Apalagi di sini ramai ya, karena banyak penghuni kos yang lain. Jadi agak susah menampung air,” tukasnya. (*)

 

Reporter : Endah Agustina

Editor : Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *