Pentingnya Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Penulis: Kasmir, S.Pd

Guru Bahasa Indonesia SMPN 1 Tarakan

MEMBACA adalah salah satu aktifitas atau kegiatan melafalkan sebuah tulisan yang sangat penting bagi pelajar dan mahasiswa. Menurut Tarigan (1984), membaca adalah sebuah proses mendapatkan gagasan melalui pesan yang disampaikan oleh penulis dalam sebuah tulisan. Sedangkan menurut Giller dan Temple (1986), membaca adalah sebuah aktifitas dalam mendapatkan informasi, ide gagasan, dan lain sebagainya dari apa yang dibaca.

Dari beberapa pengertian membaca di atas kita bisa menarik kesimpulan bahwa membaca adalah proses yang perlu dimiliki oleh setiap orang terutama siswa. Jika kemampuan membaca siswa tersebut kurang ini akan mempengaruhi pada minat bacanya serta akan berdampak pada kegiatan berliterasi sehari-hari terutama di sekolah. Bila ingin meningkatkan kemampuan membaca perlu menumbuh kembangkan minat baca pada siswa tersebut sejak dari sekolah dasar. Pada pelaksanaan meningkatkan minat baca ini perlu didukung oleh orang tua, guru, lingkungan sekitar serta sarana dan prasarana yang memadai dan menunjang.

Minat yang tinggi bukan hanya mempengaruhi kemampuan membaca tetapi akan berdampak pada kemampuan literasi siswa tersebut. Literasi sendiri adalah kedalaman pengetahuan seseorang terhadap suatu subjek ilmu pengetahuan. Kurangnya minat membaca siswa sekolah dasar, kurangnya pengajaran, dan guru tidak memaksa siswa untuk membaca buku menjadi kendala. Buku merupakan sumber pengetahuan baru melalui bacaan, sehingga minat baca harus ditumbuhkan kembali dalam diri siswa agar siswa  memahami makna dari apa yang dibacanya. Melihat fakta tersebut, minat baca menjadi titik awal yang harus dipenuhi  sebelum membaca. Sehingga jika dari awal sebelum membaca siswa dikenalkan dengan bahan bacaan dan kebiasaan membaca, maka akan menumbuhkan minat baca pada siswa.

Baca Juga :  Bukti, Bukan Janji

Minat baca siswa secara umum tergolong rendah, membaca dilakukan terbatas pada buku-buku pelajaran yang disediakan sekolah. Seperti terpaksa, karena akan diadakan ulangan, atau karena guru memberi pekerjaan rumah. Ketekunan membaca hanya dimiliki beberapa orang anak saja di sekolah. Akibatnya pengetahuan anak sangat terbatas, kemampuan menangkap isi bacaan juga rendah. Ini harus dijadikan suatu tanda dan peringatan bagi guru dan orang tua, bahwa “minat baca” anak harus dipupuk, dikembangkan. Apabila minat baca “tinggi” guru akan lebih mudah dan ringan dalam melaksanakan tugasnya. Anak-anak akan lebih aktif, mencari dan menggali pengetahuan.

Baca Juga :  Bukti, Bukan Janji

Menurut survei yang dilakukan Program for international Student Assessment (PISA) yang dirilis oleh Organization For Economic co-operation and Development (OECD) pada 2019 Indonesia menempati rangking 62 dari 70 negara berkaitan dengan tingkat literasi, atau berada 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah. Hal yang tidak boleh dilupakan dalam meningkat minat baca siswa yaitu ketersedian bahan bacaan/buku yang memadai dan beragam. Total jumlah bahan bacaan dengan jumlah penduduk Indonesia memiliki rasio 0,09. Artinya satu buku ditunggu oleh 90 orang setiap tahunnya, sehingga Indonesia memiliki tingkat terendah dalam indeks kegemaran membaca. Kepala Perpusnas M. Syarif Bando mengatakan standar UNESCO minimal 3 buku baru untuk setiap orang setiap tahun.

Berikut ini beberapa solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi minat baca siswa Indonesia yang rendah antara lain: anak dibiasakan membaca sejak masih kanak-kanak, tersedianya buku bacaan yang dapat menarik minat anak, lingkungan membaca yang baik, menjadikan perpustakaan agar penampilannya lebih menarik, menjadikan model pembelajaran membaca yang dibuat lebih bervariasi dan menarik.

Baca Juga :  Bukti, Bukan Janji

Selain itu untuk guru di sekolah dapat melakukan beberapa cara sebagai berikut : 1. Mewajibkan siswa membaca buku, baik buku pengetahuan populer maupun sastra, 2. Mengadakan lomba-lomba yang berkenaan dengan membaca buku, 3. Memberikan pemahaman/bimbingan mencari informasi dari buku, 4. Mengaktifkan keberadaan mading kelas atau lingkup sekolah.

Kegiatan membaca merupakan urat nadi dalam belajar. Dengan membaca berarti siswa belajar. Maka dibutuhkan kekompakan serta dukungan dari semua pihak terkait demi tumbuh kembangnya minat dan budaya baca.

TS Poll - Loading poll ...
Coming Soon
Calon Pemimpin Kaltara 2024-2029 Pilihanmu
{{ row.Answer_Title }} {{row.tsp_result_percent}} % {{row.Answer_Votes}} {{row.Answer_Votes}} ( {{row.tsp_result_percent}} % ) {{ tsp_result_no }}

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *