Produksi Terbatas, Stok Telur Lokal Minim di Pasaran

benuanta.co.id, NUNUKAN – Telur lokal kini menjadi pilihan utama masyarakat Kabupaten Nunukan. Meskipun jumlahnya terbatas, permintaan terhadap telur hasil peternakan lokal terus meningkat.

Hal ini membuat ketercukupan stok telur lokal menjadi minim di pasaran.

Pengawas Perdagangan Ahli Muda di Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman mengungkapkan, telur lokal selalu ludes terjual setiap kali panen.

Baca Juga :  DKPP Nunukan Ajukan 4.800 Hektare untuk Cetak Sawah Rakyat

“Setiap sore setelah panen, telur lokal langsung habis karena memang jadi rebutan warga. Ini juga disebabkan karena suplai telur dari luar, khususnya dari Sulawesi, yang sedang berkurang,” kata Rahman, kepada benuanta.co.id, Jumat (11/4/2025).

Harga telur lokal bervariasi, tergantung dari ukuran telur. Harga per piring berkisar antara Rp55 ribu hingga Rp60 ribu.

Baca Juga :  Banjir di Krayan Selatan Rendam Jembatan Darurat 

Dengan hanya dua peternak ayam petelur aktif di Nunukan, produksi harian masih terbatas, yaitu sekitar 200 hingga 250 piring telur per hari.

Abdul Rahman menambahkan, selain faktor ketersediaan, masyarakat cenderung memilih telur lokal karena daya tahannya yang lebih baik.

“Tingkat ketahanan telur lokal dianggap lebih bagus, mungkin karena kesegarannya yang langsung dari peternak ke konsumen,” jelasnya.

Baca Juga :  Penjual Buah di Nunukan Nyaris Perkosa Gadis 16 Tahun

Kondisi ini menunjukkan adanya potensi besar untuk pengembangan usaha peternakan ayam petelur di Nunukan, guna memenuhi kebutuhan lokal yang terus meningkat. (*)

Reporter: Darmawan

Editor: Endah Agustina

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *