benuanta.co.id, TARAKAN – Dua personel Polres Tarakan harus dioperasi pasca penyerangan yang diduga dilakukan oleh puluhan oknum prajurit Yonif 614/Raja Pandita pada Senin, 23 Februari 2025 lalu.
Dari insiden tersebut, sebenarnya terdapat 6 personel SPKT Polres Tarakan yang menjadi korban. Dua diantaranya terluka parah dan empat lainnya mengalami luka lebam di sekujur tubuh.
Kapolres Tarakan, AKBP Adi Saptia Sudirna menerangkan, dua personelnya yang harus dioperasi yakni Bripda Muhammad Nur Rizky dan Bripda I Putu Anugerah. Untuk Bripda Rizky dioperasi di bagian kepala, sementara Bripda Putu mengalami patah pada jari sebelah kiri.
”Empat orang itu luka memar di sebagian sekujur tubuh. Dari enam orang, 2 orang itu dirawat inap di rumah sakit dan 4 orang melakukan rawat jalan,” terang Saptia saat ditemui, Jumat (28/2/2025).
Saat ini, Bripda Rizky sudah diperbolehkan pulang pasca operasi. Tetapi, masih harus melakukan kontrol terhadap luka yang ada di bagian kepalanya. Sementara Bripda Putu per hari ini menjalani operasi pada jari di sebelah kiri.
“Selama rawat jalan Bripda Putu ini masih ada terasanya dari di seputaran jari sebelah kiri. Nah, setelah dilakukan ronsen itu ditemukan patahan. Ada patahan dan tadi siang dilakukan operasi untuk pindahkan medis,” jelas Kapolres.
Dilanjutkannya, untuk keempat personel lainnya sudah dapat dirawat secara mandiri per 25 Februari 2025. Meski begitu, Saptia menyebut tetap melakukan kontrol terhadap kondisi personelnya.
Disinggung soal biaya perawatan, Kapolres menegaskan menggunakan anggaran dari institusi Polri. Menurutnya hal itu bukanlah suatu permasalahan lantaran yang terpenting anggotanya bisa pulih seperti sedia kala.
Selain memberikan penanganan medis, Kapolres juga memberikan para korban pendampingan psikis berupa psikolog untuk mengantisipasi trauma pada para anggotanya.
Saptia melanjutkan keseluruhan korban juga dibebastugaskan sementara waktu sembari menunggu kondisi kesehatan dan mentalnya benar-benar pulih.
“Pendampingan dalam hal ini adalah psikisnya dan juga tadi pada saat kami menjenguk Bripda Putu ya kami juga ketemu juga dengan tokoh masyarakat, anggota dewan dan dari FKUB juga memberikan dukungan moril terhadap anggota kita supaya tetap semangat di dalam melayani masyarakat,” bebernya.
“Kalau yang empat itu kan masih lebam-lebam makanya kami berikan dispensasi untuk istirahat di rumah,” lanjutnya.
Adapun dari kejadian ini juga sudah terdapat 9 orang anggota Polres Tarakan yang diperiksa Propam Polres Tarakan dan Propam Polda Kaltara.
“Kurang lebih sekitar 9 orang itu sudah dalam proses penyidikan Propam. Itu Gabungan antara Propam Polda dan Propam Polres. Untuk sementara masih kita dalami dulu,” pungkas Saptia. (*)
Editor: Endah Agustina