Kantor Berita Anadolu pada Kamis menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan Lebanon melalui sebuah pernyataan melaporkan jumlah awal korban serangan udara Israel di pusat kota Beirut mencapai 22 orang tewas dan 117 orang terluka.
Kantor Berita Nasional Lebanon menyampaikan bahwa informasi awal menunjukkan serangan udara pertama di Beirut menghantam lantai tiga sebuah gedung delapan lantai di kawasan Nowayri.
Serangan kedua menargetkan sebuah gedung empat lantai di Jalan Fathallah di Basta Al Fawqa, yang runtuh seluruhnya, tambah kantor berita tersebut.
Serangan di lingkungan Ras Al Naba’a dan Basta Al Fawqa menyebabkan kepulan asap mengepul dari salah satu bangunan padat penduduk, menurut seorang reporter Anadolu.
Sedangkan menurut Channel 12 Israel, serangan terbaru tentara Israel di kawasan Nowayri menargetkan Wafik Safa, kepala koordinasi dan penghubungan Hizbullah.
Safa bertanggung jawab terhadap hubungan eksternal partai dan koordinasi dengan berbagai pihak. Safa memainkan peran penting sebagai mediator antara Hizbullah dan komunitas internasional, serta antara kelompok tersebut dan badan keamanan Lebanon.
Dia juga terlibat dalam perundingan sensitif dan pertemuan diplomatik atas nama Hizbullah, berupaya menyelesaikan perselisihan dan meningkatkan hubungan, menurut koresponden Anadolu.
Hizbullah belum berkomentar mengenai klaim media Israel.
Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran di Lebanon terhadap apa yang mereka klaim menargetkan Hizbullah sejak 23 September, menewaskan sedikitnya 1.323 orang, melukai lebih dari 3.700 lainnya, dan membuat lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Serangan udara tersebut merupakan peningkatan peperangan lintas batas selama setahun antara Israel dan Hizbullah sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 42.000 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, pasca serangan Hamas pada tahun lalu.
Kendati ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional di tengah serangan Israel yang tanpa henti terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik tersebut dengan melancarkan invasi darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober.
Sumber : Anadolu / Antara