benuanta.co.id, TARAKAN – Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) membeberkan penggunaan narkoba di Kaltara menurun sejak 3 tahun belakangan ini.
Berdasarkan survei yang dilakukan dua tahun yang lalu, prevelensi penggunaan narkoba di Kaltara berada di angka 1,7 persen dari 750 ribu penduduk Kaltara. Prevelensi tersebut setara dengan angka nasional tidak melebihi ataupun kurang dari rata-rata angka nasional.
Kepala BNN Kaltara, Brigjen Pol Hisar Siallagan menuturkan prevelensi diukur dari frekuensi jumlah masyarakat yang menjadi korban atau penggunaan narkoba dengan menggunakan survei.
“Ada beberapa cara yaitu ada pertanyaan dalam survei itu apakah anda pernah pakai narkoba seumur hidup anda,” ujarnya, Rabu (24/7/2024).
“Survei 2 tahun yang lalu yang tertinggi itu dari Sumatera Utara kemudian Sumatera Selatan, Sulawesi tenggara, Makassar dan DKI itu yang paling tinggi itu sampai 2,8, 2,6, 2,5,” tambahnya.
Ia menerangkan masyarakat di Kaltara yang menjadi pengguna aktif berdasarkan catatan 2 tahun yaitu 12.750. Di Indonesia sendiri, terdapat 3,3 juta pengguna dan sudah menurun dari 3 tahun yang lalu.
“3 tahun lalu itu prevalensi nasional itu ada di angka 1,9 kita hanya bisa menurunkan 0,02% kecil tapi 0,02% itu jumlahnya 300.000 warga yang kita selamatkan yang tadi menggunakan narkoba menjadi tidak menggunakan narkoba,” jelasnya
Ia menjelaskan ada dua pekerjaan besar yang harus dilakukan sebenarnya dalam pemberantasan narkoba yaitu pertama menekan supplai atau peredaran dan yang kedua paling penting ialah dengan menekan pasar guna mematikan permintaan.
Menurutnya, 70 persen penghuni rutan Tarakan itu pelaku narkoba sisanya merupakan penghuni kasus pencucian, penganiayaan, penggelapan, penipuan, asusila dan sebagainya.
“Di Nunukan juga 70 persen ada dua yang hukuman mati satu yang seumur hidup (penghuni rutan kasus narkoba). Di rutan Bulungan malah kata bupati 80 persen. Kita lihat di Lampung Polisi ada di hukuman mati,” pungkasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Yogi Wibawa