benuanta.co.id, BERAU – Kampung Rantau Panjang di Kecamatan Sambaliung yang berlokasi dekat perkotaan Kabupaten Berau sekitar 45 menit yakni Tanjung Redeb.
Saenuddin warga Gang Kakao, Rantau Panjang, Sambaliung yang merupakan petani cokelat mandiri telah menetap pada sebuah rumah dengan memiliki lahan cokelat sekitar 5000 meter persegi atau setengah hektare.
“Kegiatan sehari-hari saya adalah menjaga tanaman cokelat tetap hidup, menghasilkan buah yang baik dan menguntungkan,” ungkapnya, Senin (22/7/2024).
Sebelumnya Saenuddin menceritakan tentang banyak tetangga mengiranya ia adalah penjual bibit pohon.
Namun ketika diperhatikan secara seksama, rumahnya memiliki ratusan hamparan pohon cokelat yang luas.
“Lahan cokelat yang rimbun itu mulai tanam sejak 2018 hampir enam tahun yang lalu jadi ada pohon-pohon cokelat jenis Hibrida asal Sulawesi itu sebelumnya hanyalah lahan tidur,” ungkapnya.
Dirinya meyakini kini, lahan itu berubah jadi pundi-pundi rupiah yang menguntungkan.
“Semangat kita menanam ini harus ada, dahulu lahan kosong kita mau menanamnya kok. Sekarang sudah berbuah dan menghasilkan, harusnya lebih semangat lagi merawatnya, karena sudah memberi penghasilan,” ujarnya
Saenuddin sendiri bukan orang yang baru terjun di dunia cokelat ini karena sejak 2002 lalu telah menjajaki usaha makanan tersebut.
“Dalam perjalanannya berkebun kakao ini pada tahun 2018 terus saya mengasah keahlian bercocok tanam melalui pendampingan PT Berau Coal,” ucapnya.
Di kesempatan itu, Saenuddin tidak lupa membagikan pengetahuan bahkan mempraktekkan langsung cara merawat cokelat berdasarkan pengalaman dan pendampingan dari PT Berau Coal
“Mulai dari proses penanaman, hingga proses pruning atau proses memangkas daun atau batang pohon yang tidak perlu,” bebernya.
“Jangan terlalu banyak, kira-kira cahaya masuk, itu cukup. Kebanyakan bisa menyebabkan buah muda mati kering,” tambahnya kepada benuanta.co.id
Saenuddin mengatakan, selama menggeluti dunia cokelat dari dulu hingga sekarang terdapat satu perbedaan yang paling dirasakan, yaitu penanganan pasca panen untuk menjual cokelat
“Melalui Berau Cocoa, saya sangat merasa terbantu. Tidak hanya menerima jual saja, tapi pendampingan dan pembinaannya tidak putus. Sedangkan kita petani, tentu juga perlu hal seperti itu,” tuturnya.
Pendampingan yang diterima Saenuddin baik melalui Berau Cocoa ataupun PT Berau Coal sangat membantu dirinya bertahan dalam menjalani usaha
“Saya berterima kasih dengan PT Berau Coal dan Berau Cocoa yang setia mendampingi selama ini,” imbuhnya.
Menurutnya, atas pendampingan PT Berau Coal perusahaan dapat mengatasi masalah bagi petani yang selama ini kesulitan mencari pasar
Terutama jika kesulitan mencari pasar, maka produk pertanian pun akan menurun dan juga harganya bisa turun
“Saya sangat terasa terbantu, terima kasih Berau Cocoa dan PT Berau Coal atas pendampingan yang diberikan dan juga dukungan dalam membuka akses pasar bagi petani,” singkatnya
Sementara itu, Coordinator of Community Enterprise Development Dept PT Berau Coal, Yandi Rama Krisna, mengatakan bahwa kepiawaian Saenuddin dalam melakukan budidaya cokelat ini sangat baik
“Mulai itu dari pembibitan hingga usai panen dilakukan. Prosedur yang pernah kita sampaikan dijalankan dengan baik,” tegasnya.
Dirinya juga mengapresiasi Saenuddin bisa menjual panen coklat tidak hanya basah saja tetapi sudah sampai tahap fermentasi.
“Tetapi sudah sampai pada tahap fermentasi, sehingga dari hulu ke hilir lah,” urainya.
Menurut Yandi, kemandirian petani merupakan salah satu fokus upaya pendampingan yang dilakukan oleh PT Berau Coal Melalui Berau Cocoa
“Melalui dukungan kepada petani dari pengembangan kebun hingga membantu akses pasar diharapkan dapat menggerakkan industri kakao di Berau yang juga akan berdampak pada kesejahteraan dan kemandirian ekonomi petani,” jelasnya.
Dirinya berharap program yang telah dijalankan PT Berau Coal bisa menjalankan pengembangan sektor perkebunan kakao.
“Terutama bersama pemerintah daerah, dapat mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, khususnya petani kakao yang menjadi aktor utama sektor ini,” pungkasnya.(adv)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli