benuanta.co.id, BERAU – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Berau angkat suara tentang perkembangan penelitian ubur-ubur tanpa sengat yang sempat hilang di Danau Laguna, Pulau Kakaban.
Kepala Dinas (Kadis) DLHK Mustakim Suharjana melalui Pengawas Lingkungan Hidup dan Juru Bicara Tim Tanggap Darurat, Ibrahim Nur mengatakan, saat ini objek wisata Danau Kakaban masih proses pemulihan dengan cara alami.
“Cara yang diberlakukan adalah dengan menutup kawasan tersebut dan membiarkannya melakukan pemulihan secara alamiah,” ucapnya, Rabu (27/3/2024).
Lebih lanjut, belum bisa memastikan apa yang menjadi penyebab ubur-ubur hilang. “Sebab ubur-ubur yang hilang ini merupakan fenomena alam dan baru pertama kali terjadi di Danau Laguna,” ungkapnya.
Tetapi pihaknya optimis, biota laut ubur-ubur tanpa sengat itu dipastikan tidak hilang. “Jadi kita sebenarnya tidak bisa memastikan apa karena perubahan suhu atau ada hal-hal lain yang di luar dugaan kita. Sebab ini merupakan fenomena alam yang tidak biasa,” ujarnya.
Bahkan pihaknya menjelaskan, Danau Laguna memiliki iklim dan suhu berbeda karena dikelilingi laut oleh laut. “Maka berbagai macam kemungkinan bisa menjadi penyebab dari fenomena hilangnya ubur-ubur tersebut masih begitu kompleks,” tuturnya.
“Sehingga, hasil kajian itu tidak bisa diambil sekali waktu. Tetapi harus terus menerus dipantau,” tambahnya kepada benuanta.co.id.
Bahkan sebagai informasi, penutupan kawasan tersebut sudah berlangsung selama tiga bulan, yakni dimulai sejak bulan Januari 2024 lalu.
“Ketentuan waktu tersebut karena diimbangi sesuai dengan siklus pertumbuhan ubur-ubur, yakni dari polip hingga medusa yang memerlukan waktu sampai tiga bulan,” bebernya.
Kendati demikian pihaknya menegaskan setelah lebaran nanti akan ada penelitian ke tiga kalinya untuk cek kondisi terkini ubur-ubur tanpa sengat.
“Jadi nanti setelah selesai lebaran nanti akan kami pastikan lagi hasil observasi ini,” pungkasnya.(*)
Reporter: Georgie
Editor: Ramli