benuanta.co.id, NUNUKAN – Krisis air bersih akibat kemarau masih menjadi persoalan yang kini dihadapi masyarakat Kabupaten Nunukan. Menyikapi masalah ini, Pemerintah Kabupaten Nunukan membangun sejumlah sumur bor.
Pembangunan sumur bor merupakan biaya dari dana kelurahan dan dana CSR perusahaan yang ada di Kabupaten Nunukan.
Bupati Nunukan, Hj Asmin Laura Hafid mengatakan, pembuatan sumur bor ini merupakan langkah jangka pendek yang dilakukan untuk persoalan air bersih.
Dikatakannya, untuk tahun anggaran 2023 lalu setidaknya ada 14 titik sumur bor telah dibangun yang tersebar di beberapa kelurahan. Kemudian untuk tahun anggaran 2024 ini akan dibangun lagi 25 titik sumur bor.
“Untuk yang 25 titik ini untuk tahun ini khusus di Pulau Nunukan tapi ini semuanya masih proses. Kita sebagai Pemerintah tentu sangat memperhatikan apa yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat,” kata Asmin Laura, kepada awak media beberapa waktu lalu.
Hingga saat ini ada delapan titik pada delapan kelurahan telah dilakukan pembangunan sumur bor. Yang mana, ke delapan titik sumur bor di Kelurahan Nunukan Barat, tepatnya di RT 13 Sungai Bilal, terletak dipinggir jalan pertigaan menuju SD 8, Sumur Bor di samping kantor lurah Kelurahan Nunukan Utara, Sumur Bor di samping kantor lurah Kelurahan Nunukan Timur, dan Sumur bor di samping Kantor lurah Kelurahan Nunukan Tengah.
Lalu, sumur bor di samping Kantor Kelurahan Selisun, sumur bor di lokasi Taman Kanak-Kanak Pembina KPN Kelurahan Nunukan Selatan, Sumur bor di RT 02 Mansapa, tidak jauh dari kantor Bupati tepatnya dibelakang rumah atau tidak jauh dari rumah Hj Hasnah dan sumur bor di RT 13 Kelurahan Tanjung Harapan.
Sementara itu, Anto, warga RT 13 Kelurahan Nunukan Barat mengatakan, dengan hadirnya sumur bor sedikit membantu warga yang kekurangan air bersih.
“Sumur bor ini sangat membantu, jadi warga disini bisa mengambil air pada pagi dan sore hari tanpa dipungut bayaran,” kata Anto.
Anto mengungkapkan, warga bisa datang sendiri ke sumur bor membawa wadah penampung seperti ember atau galon untuk kebutuhannya sendiri.
“Jadi kalau air di tendon penampungan habis, maka pihak kelurahan akan mengisinya kembali, agar kita masyarakat bisa memanfaatkannya lagi,” pungkasnya.(*)
Reporter: Novita A.K
Editor: Ramli