benuanta.co.id, TARAKAN – Harga cabai di beberapa pasar Tarakan merangkak naik. Kenaikan ini diakui pedagang lantaran kurangnya stok cabai yang didatangkan dari luar Kaltara, belakangan ini.
Salah seorang penjual cabai di Pasar Tenguyun Tarakan, Sundari (38) membenarkan adanya kenaikan harga cabai tersebut. Harga cabai berkisar Rp150 ribu hingga Rp170 ribu per kilonya.
“Itu cabai rawit melambung Rp 150 ribu . kemarin baru naik yang parah, paginya masih Rp 150 ribu siangnya sudah Rp 170 ribu,” ujar Sundari.
Ia mengungkapkan untuk cabai keriting mengalami penurunan harga yang awalnya Rp 100 ribu-an kini menjadi Rp 80 ribu per kilogram. Begitu pula dengan cabai besar yang kemarin berada di harga Rp 120. Menurutnya, lonjakan cabai rawit terjadi karena kurangnya pasokan dari Sulawesi sehingga mengakibatkan penjualan cabai rawit lokal ikut meroket.
“Cabai rawit ini lokal, stoknya dari luar kurang makanya mahal. Sudah ada masuk tapi sedikit. harga biasanya Rp80 ribu-an. Ada yang paling tinggi berapa bulan lalu sampai hampir Rp200 ribu. Saya dapat dari petani lokal Rp140 ribu-an,” jelasnya.
Sejauh ini, penurunan penjualan tidak ia rasakan. Hal tersebut dikarenakan masyarakat tetap membeli cabai untuk kebutuhan sehari-hari.
“Kenaikan karena memang stoknya. Kalau banyak datang dari seberang sudah nggak anjlok lagi, sudah stabil seharga Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu,” jelasnya.
Kenaikan ini pun cukup memberatkan pemilik warung makan. Di antaranya Suryani kenaikan harga tersebut, ia harus memikirkan bagaimana menyeimbangkan harga dan porsi makanan yang ia jual.
“Lagi mahal-mahalnya (cabai rawit) kan saya jualan makanan prasmanan, bingung bagaimana atur porsinya. Kalau seperti biasa saya rugi kalau dikurangi pelanggan bisa lari. Ini kan mendekati bulan puasa pasti menjelang lebaran naik juga tambah mahal lagi nantinya,” jelasnya. (*)
Reporter: Sunny Celine
Editor: Nicky Saputra