benuanta.co.id, BERAU – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Berau, memperkirakan kondisi cuaca di wilayah Berau pada Januari hingga Maret 2024 berada dalam kondisi normal hingga di bawah normal.
Pengamat Prakirawan dan Pengamat BMKG Berau, Suryadi, mengatakan kondisi tersebut karena adanya fenomena El Nino di sekitar wilayah Samudra Pasifik, yang berpotensi mengurangi pasokan curah hujan.
“Secara klimatologis wilayah kita ini masih berlangsung dengan kondisi yang namanya El Nino yang terjadi di Samudera Pasifik. Fenomena ini kemudian berpotensi mengurangi pasokan curah hujan di wilayah Indonesia bagian tengah dan timur, termasuk di wilayah kita, Kalimantan,” ungkapnya Rabu (17/1/2024).
Sambungnya, saat ini kondisi El Nino berdasarkan pantauan BMKG Berau masih ringan. “Nah kondisi El Nino ini sejauh pantauan terakhir masih dalam kondisi ringan hingga moderat,” ucapnya.
Meski demikian, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada akan bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi.
“Karena kita berada di bulan Januari yang adalah puncak musim hujan, jadi Masyarakat tetap waspada terhadap bencana Hidrometeorologi (angin kencang, banjir longsor), karena potensi itu masih ada,” ujarnya.
Kendati demikian, pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat untuk terus mengikuti informasi terkait kondisi cuaca.
“Guna mengurangi risiko yang terjadi akibat cuaca ekstrem yang bisa datang sewaktu-waktu,” pungkasnya.
Melansir BMKG, bencana hidrometeorologi adalah suatu fenomena bencana alam atau proses merusak yang terjadi di atmosfer (meteorologi), air (hidrologi), atau lautan (oseanografi).
Dampak bencana hidrometeorologi dapat menyebabkan hilangnya nyawa, cedera atau dampak kesehatan lainnya, seperti kerusakan harta benda, hilangnya mata pencaharian dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi, atau kerusakan lingkungan.
Penyebab bencana hidrometeorologi adalah diakibatkan oleh parameter-parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin.
Macam-macam contoh bencana hidrometeorologi ada banyak, mulai dari badai siklon tropis, badai petir, badai es, tornado, curah hujan ekstrem, banjir, embun, suhu dingin, dan lain-lain. Berikut ini beberapa macam contoh bencana hidrometeorologi beserta penjelasan singkatnya:
- Banjir
Banjir adalah luapan air yang meredam tanah yang biasanya kering, yang dapat terjadi akibat limpahan air dari sungai, danau atau laut. - Longsor
Tanah longsor terjadi ditandai oleh kemiringan lereng yang curam atau landai, seperti di pegunungan hingga tebing pantai atau di dasar laut, yang dipicu oleh peristiwa tertentu. - Curah Hujan Ekstrem
Curah hujan ekstrem dipicu oleh pertumbuhan awan konvektif (cumulonimbus) yang masif dan mencapai atmosfer yang tinggi. - Angin Kencang
Angin kencang adalah naiknya kecepatan lebih dari 27,8 km/jam dari wilayah dengan tekanan udara yang lebih tinggi ke wilayah dengan tekanan udara lebih rendah. - Puting Beliung
Puting beliung adalah kumpulan angin yang berputar dengan kecepatan tinggi yang dapat berlangsung selama beberapa menit, yang biasa terjadi saat pergantian musim hujan ke musim kemarau (pancaroba). - Kekeringan
Kekeringan adalah defisit curah hujan pada suatu wilayah dalam periode tertentu, yang dapat menyebabkan penurunan kelembaban tanah dan kerusakan tanaman. - Kebakaran Hutan dan Lahan
Karhutla adalah penurunan terbakarnya banyak pohon, semak, paku-pakuan dan rumput di suatu wilayah, yang disebabkan faktor alam maupun faktor manusia. - Kualitas Udara Buruk
Kualitas udara buruk berkaitan dengan tingkat polusi udara yang tinggi, kualitas udara ini ditentukan oleh konsentrasi polutan berdasarkan indeks kualitas udara lainnya. (*)
Reporter: Georgie
Editor: Yogi Wibawa
