Tarakan – Kinerja ekonomi Kaltara terus menguat pada triwulan III tahun 2023. Deputi Kepala Perwakilan BI Kaltata, Seno Indarto menuturkan, PDRB Kaltara pada triwulan III-2023 tumbuh positif sebesar 4,79 persen (yoy) atau 2,51 (qtq) merupakan yang tertinggi kedua di regional Kalimantan serta capaian inflasi tercatat sebesar 2,21 persen (yoy) yang lebih rendah dari inflasi Kalimantan dan Nasional.
“Stabilitas keuangan Kaltara juga tetap bertumbuh positif dengan resiko yang terjaga,” ungkap Seno dalam siaran persnya pada 29 November 2023 lalu.
Ia juga menyampaikan digitalisasi sistem pembayaran Kaltara juga terus bertumbuh secara akseleratif pada tahun 2023. Tercatat hingga September 2023, jumlah menchant QRIS dan jumlah pengguna terus bertambah masing-masing 31,56 persen (ytd) dan 92,09 persen (ytd). Sejalan dengan TP2DD se-Provinsi Kalimantan Utara yang berhasil meningkatkan indeks ETPD hingga masuk ke dalam provinsi kategori digital.
TPID dan TP2DD Provinsi Kaltara yang berhasil kembali masuk dalam nominasi TPID dan TP2DD provinsi terbaik wilayah Kalimantan. “Ucapan selamat dan apresiasi juga kami sampaikan kepada TPID dan TP2DD Kota Tarakan yang berhasil meraih gelar TPID kabupaten atau kota terbaik wilayah Kalimantan 2023,” ungkapnya dalam acara High Level Event (HLE) Bank Indonesia yang digelar serentak dari BI pusat hingga perwakilan seluruh Indonesia.
Petumbuhan ekonomi di Kaltara, pada tahun 2024 KPwBI Kaltara memproyeksikan tumbuh positif kisaran 4,41-5,31 persen (yoy). Kinerja positif tahun 2024 diprakirakan didorong oleh pembangunan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti KIHI di Tanah Kuning-Mangkupadi, jalan perbatasan Malinau-Krayan dan proyek PLBN.
Sektor industri pengolahan juga diperkirakan turut mendorong kinerja positif perekonomian seiring potensi perbaikan permintaan sejumlah komoditas seperti olahan ikan, CPO serta pabrik kertas yang diprakirakan mulai beroperasi pada akhir 2024.
Lanjut Seno, ketegangan geopolitik global yang terus berlanjut diprakirakan berpotensi menghambat rantai distribusi komoditas, yang diprakirakan berdampak pada penurunan harga jual sejumlah komoditas ekspor utama seperti batubara dan menjadi salah satu faktor penahan pertumbuhan PDRB Kaltara yang lebih tinggi pada 2024.
“Di sisi inflasi pada tahun 2024 diprakirakan di kisaran 2,5 lebih kurang 1 persen (yoy). Hal ini didorong oleh prakiraan cuaca yang lebih kondusif pada tahun 2024 sehingga terjadi peningkatan produktivitas. Selain itu, mobilitas masyarakat dan aktivitas perekonomian yang terus membaik juga berpotensi meningkatkan jumlah dan rute penerbangan dari dan menuju Kaltara,” pungkasnya.(ram)