benuanta.co.id, TARAKAN – Penyeberangan internasional Tarakan – Tawau melalui Pelabuhan Malundung mendapat pengawasan ketat dari Bea Cukai Tarakan. Seperti diketahui, barang ilegal yang kerap diungkap aparat didominasi dari Tawau, Malaysia.
Selain menyiagakan mesin X-Ray di Pelabuhan Malundung untuk mendeteksi barang terlarang masuk ke wilayah Tarakan, Bea Cukai Tarakan juga akan menyiagakan anjing pelacak atau K9. Adapun barang terlarang yang dimaksud ialah narkotika, senjata tajam, kosmetik Tanpa Izin Edar (TIE) dan lainnya.
“Kalau memang sudah rutin dan banyak penumpangnya kita akan kerahkan anjing pelacak kita. Apalagi narkotika. Supaya kita tidak buka satu-satu,” kata Kepala Bea Cukai Tarakan, Johan Pandores, Ahad (3/12/2023).
Mekanismenya, K9 akan dikerahkan ketika petugas mencurigai tas atau barang milik penumpang yang terdeteksi X-Ray. Namun, K9 akan fokus terhadap barang terlarang narkotika. Saat ini posisi K9 berada di Kantor Wilayah Direktorat Bea Cukai Bagian Timur (Kanwil BC Kalbagtim).
“Tapi K9 itu juga terkadang ada di Tarakan. Kita ada fasilitasnya juga. Nanti kita minta rutin kalau memang diperlukan. Karena kami khawatir juga narkotika,” sambungnya.
Selain barang terlarang, pihaknya juga fokus terhadap barang yang wajib membayar bea. Seperti barang dagangan, handphone dan lainnya. Bea Cukai pun juga telah menyediakan counter layanan untuk pembayaran bea masuk.
Besaran rupiah untuk barang dagangan yang diwajibkan membayar bea disesuaikan kembali dengan kebutuhan penumpang. Namun, jika barang tersebut adalah barang pribadi penumpang maka tak akan dikenakan bea masuk.
“Kalau handphone dari luar negeri kan wajib mendaftarkan IMEI. Kalau tidak membayarkan ya tidak bisa dipakai handphonenya di sini,” sebutnya.
Sementara untuk kejahatan orang sendiri, pihaknya akan berkoordinasi dengan bidang keimigrasian. Dikatakan Johan tak selalu berkoordinasi dengan Imigrasi, semisal terdapat penumpang yang pernah ada kaitannya dengan kejahatan lintas negara pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait.
“Kita akan sinergi. Kita kan ada manifest penumpang. Ada imigrasi juga atau mungkin bisa dengan yang lain. Kalau sifatnya mendesak dan mendadak akan ada langkah-langkahnya,” pungkasnya Johan. (*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Nicky Saputra