Waspada! El Nino Diprediksi Berlangsung hingga Akhir Tahun

benuanta.co.id, TARAKAN – El nino tahun 2023 diprediksi akan berlangsung hingga pada Desember dilanjutkan dengan La nina. Mengantisipasi hal tersebut masyarakat wajib mempersiapkan terhadap sejumlah dampak yang akan ditimbulkan dari fenomena tersebut.

Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kota Tarakan, Elok Suci Wulandari menjelaskan El Nino terbentuk karena adanya kondisi perubahan pada anomali suhu pada permukaan laut di bagian wilayah pasifik bagian timur dan pasifik bagian barat.

Ketika suhu permukaan wilayah Indonesia lebih dingin dari pada permukaan laut bagian wilayah Hawai dan Amerika bagian barat, maka kita akan mengalami kekeringan yang dinamakan dengan El Nino.

“El nino merupakan sirkulasi yang terulang setiap empat hingga tujuh tahun sekali,” ucap Elok, Jumat (4/8/2023).

Ihwal dengan perubahan iklim akibat fenomena ini, Elok mengatakan hal tersebut masih dilakukan penelitian secara mendalam. Untuk mengaitkan antara El Nino dengan perubahan iklim, pihaknya belum dapat menjawab dengan pasti.

“Jadi hal ini masih menjadi perdebatan,”

Ia menerangkan, fenomena El Nino adalah siklus yang terulang setiap beberapa tahun sekali. Hal tersebut tidak terpengaruh oleh faktor lain dan hal tersebut akan terus terjadi.

“Jika fase El Nino telah usai biasanya akan diikuti dengan La Nina,” ungkapnya.

Sementara itu La Nina memiliki durasi hingga dua kali lipat lebih lama dari El Nino. “Kami akan terus melakukan update, apakah El Nino akan selesai sampai hingga Desember atau apakah nanti dilanjutkan dengan La Nina apa tidak,” ujarnya.

El Nino merupakan fase di mana Indonesia mengalami kekurangan masa uap air. Sedangkan La Nina merupakan fase saat Indonesia mengalami kelebihan uap air, sehingga suplai masa uap air lebih banyak.

“Jika fase La Nina dibarengi dengan musim hujan, maka bisa dipastikan intensitas hujan di wilayah kita akan semakin lebat dari tahun sebelumnya,” terangnya.

Tak hanya itu, El Nino akan berdampak terhadap kekeringan di sejumlah daerah. Praktis, mitigasi harus dilakukan dengan mempersiapkan lumbung air agar lebih siap menghadapi kekeringan. Bahkan kekeringan ini dipredikis akan lebih panjang dari tahun sebelumnya.

Kekeringan ini juga turut membawa dampak bagi sektor pertanian yang dapat menyebabakan gagal panen. Dengan faktor itu pertanian wajib melakukan antisipasi dengan pemilihan bibit tanaman yang lebih tahan terhadap cuaca kering.

Selain itu, El Nino juga akan berdampak terhadap kebakaran hutan. Dalam hal ini BMKG bersama instansi pemerintah daerah telah melakukan kerja sama dalam mengantisipasi munculnya titik hotspot yang dapat berpeluang terhadap kebakaran hutan.

“Kita perlu melakukan mitigasi terhadap daerah yang memiliki titik hospot dengan meningkatkan kesiapsiagaan yang tinggi karena daerah kita cukup kering beberapa hari ini,” tutupnya. (*)

Reporter: Okta Balang

Editor: Yogi Wibawa

WhatsApp
TERSEDIA VOUCHER

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *