Pakar: Gempa Magnitudo di atas Tujuh Bisa Sebabkan Tsunami

Padang – Pakar gempa dari Universitas Andalas (Unand) Sumatera Barat (Sumbar) Dr Badrul Mustafa mengatakan pada umumnya gempa bumi dengan kekuatan di atas tujuh magnitudo menyebabkan tsunami.

“Kalau gempanya di atas magnitudo tujuh maka berpotensi terjadi tsunami. Sebab, dari banyak peristiwa tsunami yang terjadi umumnya kekuatan gempanya tujuh ke atas,” kata pakar gempa dari Unand Dr Badrul Mustafa di Padang, Selasa.

Calon Gubernur Kalimantan Utara 2024-2029 Pilihanmu
2005 votes

Hal tersebut disampaikan Badrul menanggapi gempa tektonik 6,9 magnitudo yang berpusat di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada pukul 03.00 WIB Selasa dini hari.

Baca Juga :  Menteri PUPR: ASN Pindah Setelah Upacara HUT Kemerdekaan RI di IKN

Badrul mengatakan beruntung gempa yang terjadi pada segmen Siberut tersebut tidak menimbulkan gelombang tsunami, meskipun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan terjadi kenaikan air laut sekitar 11 sentimeter usai gempa terjadi.

Apalagi, gempa tektonik tersebut tergolong dangkal yakni pada kedalaman 23 kilometer, dan berada pada zona Megathrust Mentawai. Apabila kekuatan gempa di atas tujuh magnitudo maka berpotensi besar terjadi gelombang tsunami yang lebih besar.

Baca Juga :  Bandara Sam Ratulangi Tutup Akibat Erupsi Gunung Ruang

Pada awalnya BMKG melaporkan gempa dengan episentrum 0.93 Lintang Selatan dan 98.93 Bujur Timur itu memiliki kekuatan 7,3 magnitudo. Namun, setelah diperbaharui secara akurat kekuatan gempa 6,9 magnitudo.

“Biasanya kalau terjadi tsunami (di bawah magnitudo tujuh) biasanya kecil, dan itu betul seperti yang dilaporkan BMKG,” ucap lulusan Universite Pierre et Marie Curie Paris itu.

Akademisi Unand tersebut mengatakan dari laporan yang diterima, banyak masyarakat di berbagai kabupaten dan kota di Sumbar panik saat terjadi gempa. Padahal, seharusnya warga diminta tetap tenang dan siaga saat terjadi bencana alam.

Baca Juga :  Presiden Nyatakan Sikap Deeskalasi RI Hadapi Konflik Timur Tengah

“Bagi orang yang sudah memahami fenomena ini biasanya tidak panik tapi waspada,” ujar lulusan Geofisika Dan Meteorologi Institut Teknologi Bandung itu.

Oleh karena itu, semua pihak terutama pemangku kepentingan terkait harus terus menerus mengedukasi masyarakat terkait mitigasi yang harus dilakukan saat terjadi gempa bumi.

“Sebab, banyak kejadian gempa tidak begitu membahayakan namun risiko yang muncul sangat fatal akibat kepanikan tadi,” jelas dia.

Sumber : Antara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *