benuanta.co.id, TARAKAN – Fenomena matahari hybrid dijadwalkan akan dapat disaksikan di beberapa bagian di Indonesia. Gerhana matahari hybrid sendiri kondisi dimana akan terjadi gerhana matahari total dan gerhana matahari cincin. Namun, untuk di wilayah Indonesia sendiri, gerhana matahari cincin tak terjadi sehingga hanya akan ada gerhana matahari total.
Dikatakannya, gerhana ini akan terjadi pada 20 April 2023 mendatang dan hanya beberapa wilayah yang dapat menyaksikan. Seperti wilayah Maluku, Papua, dan Papua Barat tepatnya di Pulau Biak dengan durasi 1 menit 1,90 detik.
Sementara untuk wilayah Kalimantan Utara (Kaltara), gerhana dimulai pada jam 11.00 Wita, puncak terjadinya gerhana diprediksi terjadi 12.25 Wita dan akan berakhir pada 13.50 Wita.
“Jadi totalnya 2 jam 45 menit untuk wilayah Kaltara,” ujar Forecaster Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Elok Suci Wulandari, Senin (17/4/2023).
Ia melanjutkan untuk fenomena gerhana matahari hybrid sendiri dianjurkan tak disaksikan dengan mata telanjang. Ia menilai, menyaksikan gerhana inipun harus menggunakan kacamata khusus gerhana. Jika tidak tentu akan berbahaya bagi mata.
“Tidak dianjurkan juga melihat gerhana matahari lewat kaca film atau kamera handphone karena sinarnya juga terlalu terangkan,” lanjutnya.
Elok menguraikan dari BMKG pusat juga telah merilis informasi terjadinya gerhana di sepanjang 2023 ini. Dijadwalkan selain gerhana matahari hybrid pada 20 April 2023 mendatang, juga akan terjadi gerhana bulan penumbra pada 5 hingga 6 Mei 2023, gerhana matahari cincin pada 14 Oktober 2023 dan gerhana bulan sebagian pada 29 Oktober 2023.
“Jadi yang hybrid ini gerhana matahari cincin dan total. Kalau prosesnya itu pertama bulan perlahan menutupi sinar matahari yang terlihat dari bumi. Ketika bulan perlahan menutupi matahari tapi tidak sempurna maka akan terlihat seperti cincin. Kemudian kalau menutupi sempurna itu gerhana matahari total. Jadi prosesnya cincin dulu, total baru cincin lagi,” urainya.
Untuk prakiraan cuaca pada 20 April mendatang kemungkinan wilayah Tarakan dan Malinau masih dapat menyaksikan proses terjadinya gerhana matahari hybrid ini.(*)
Reporter: Endah Agustina
Editor: Ramli